DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul............................................................................................. ii
Lembar Pengesahan............................................................................................ iii
Kata Pengantar................................................................................................... iv
Daftar Isi............................................................................................................ v
Daftar Tabel........................................................................................................ vii
Daftar Gambar.................................................................................................... viii
Ringkasan Karya Tulis Ilmiah............................................................................ ix
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3. Metode Pengumpulan Data............................................................. 1
1.4. Sistematika Penulisan...................................................................... 2
BAB II. TELAAH PUSTAKA......................................................................... 4
2.1. Tumbuhan Melinjo (gnetum gnemon).............................................. 4
2.1.1. Diskripsi Botani...................................................................... 4
2.1.2. Tempat Hidup........................................................................ 5
2.1.3. Daerah Penyebaran................................................................. 6
2.1.4. Varietas Melinjo..................................................................... 6
2.2. Pembudidayaan Tanaman Melinjo.................................................. 6
2.2.1. Cara Menanam Pohon Melinjo............................................... 6
2.2.2. Cara Merawat Pohon Melinjo................................................ 8
BAB III. KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon)................................. 11
3.1. Antioksidan..................................................................................... 11
3.2. Purina............................................................................................... 12
3.3. Alkaloida......................................................................................... 14
3.4. Saponin............................................................................................ 15
3.5. Asam Folat...................................................................................... 15
BAB IV. KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon) YANG
BERMANFAAT BAGI KESEHATAN........................................... 17
4.1. Khasiat Melinjo Berdasarkan Kandungan
Senyawa Kimia.............................................................................. 17
4.1.1. Antioksidan dari Biji Melinjo Meningkatkan Daya Tahan
Tubuh................................................................................. 18
4.1.2. Vitamin A yang Terkandung pada Daun Melinjo............... 19
4.1.3. Manfaat Lain dari Melinjo.................................................. 22
BAB V. HASIL OLAHAN MELINJO (gnetum gnemon)............................... 23
5.1. Emping Melinjo............................................................................... 23
5.2. Teh Melinjo...................................................................................... 24
BAB VI. PENUTUP.......................................................................................... 27
6.1. Kesimpulan...................................................................................... 27
6.2. Saran................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN KARYA TULIS ILMIAH
Melinjo (Gnetum gnemon L)
adalah tanaman tahunan yang tumbuh dengan baik di daratan rendah dan
tinggi yang tidak lebih dari 1200 m dpl. Tanaman ini dapat tumbuh pada
tanah liat, lempung dan tanah berpasir. Tanaman melinjo mulai berbuah
pada umur 3-4 tahun. Buah melinjo digunakan untuk pembuatan keripik
(emping) dan buah muda dijadikan sayur. Daun melinjo yang masih muda dan
bunga melinjo juga dapat dijadikan sayur. Pohon melinjo yang tidak
produktif ditebang dan kayunya dapat dijadikan papan dan alat-alat
masak. Kulit tanaman ini juga berguna, yaitu dapat diolah menjadi tali.
Buah
melinjo dapat dipetik untuk dijadikan emping 4 bulan setelah
pembentukan buah dimulai. Dalam setahun, buah melinjo dapat dipanen
sampai 2 kali. Melinjo dapat ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara.
Sedangkan di Indonesia baru dibudidayakan di sebagian wilayah
Indonesia, seperti Jawa dan Sumatra. Namun masih banyak masyarakat yang
belum tahu apa kandungan yang terdapat pada tumbuhan melinjo itu
sendiri, padahal mereka telah mengenal, memanfaatkan dan mengkonsumsi
hasil olahan dari tumbuhan ini.
Hal-hal tersebut di atas, menjadi dasar mengapa saya tertarik untuk mengungkap “Kandungan Senyawa Kimia pada Tumbuhan Melinjo (gnetum gnemon)
dan Manfaatnya Bagi Kesehatan”. Berdasarkan data-data yang saya
paparkan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
bagaimana cara membudidayakan melinjo; apa kandungan yang terdapat pada
melinjo; apa manfaat melinjo bagi kesehatan; dan apa hasil olahan
melinjo.
Penelitian menujukkan bahwa melinjo mengandung beberapa
senyawa kimia yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain: Antioksidan pada
biji melinjo yang nilainya setara dengan antioksidan pada vitamin C.
Antioksidannya bersumber dari konsentrasi protein yang cukup tinggi pada
melinjo. Antioksidan merupakan zat paling ampuh sebagai penangkal
radikal bebas, penyebab kanker, dan mempercepat proses penuaan. Selain
itu pada daun melinjo muda terdapat sumber vitamin A yang baik, yang
berfungsi sebagai pencegah kanker dan mempermudah proses persalinan.
Melinjo
dapat diolah menjadi bahan pangan dan merupakan komoditi ekspor di
Indonesia. Hasil olahan melinjo yaitu emping melinjo, sayur asem, lodeh,
teh melinjo dan lain-lain. Ternyata melinjo yang dikenal pahit dan
pemicu asam urat karena kandungan purinnya, memiliki banyak manfaat
seperti meningkatkan daya tahan tubuh, pencegah kanker, penuaan dini,
memperlancar proses kehamilan dan masih banyak lagi.
Dengan demikian beberapa kandungan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan melinjo (gnetum gnemon) bermanfaat bagi kesehatan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menyebut
melinjo, sebagian besar orang mungkin lebih mengenalnya sebagai bahan
baku emping dengan rasa khasnya yang pahit. Melinjo merupakan tumbuhan
tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua. Biji melinjo
tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh
dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk
oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah
sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap buah
sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.
Melinjo atau dalam bahasa ilmiahnya (gnetum gnemon) merupakan salah satu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae)
berbentuk pohon yang berasal dari Asia Tropik, Melanisia, dan Pasifik
Barat. Melinjo dikenal pula dengan nama belinjo, melinjo (bahasa Jawa),
tangkil (bahasa Sunda), bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), atau
khalet (bahasa Kamboja). Melinjo berbeda dengan anggota gnetum lainnya
yang biasanya merupakan liana. Melinjo banyak ditanam di pekarangan
sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama dimanfaatkan buah
dan daunnya.
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara membudidayakan melinjo.
2) Apa kandungan yang terdapat pada melinjo.
3) Apa manfaat melinjo bagi kesehatan.
4) Apa hasil olahan melinjo.
1.3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data-data yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah ini adalah :
1) metode studi keperpustakaan
Metode pengumpulan data dengan mengumpulkan dan menganalisa beberapa sumber bacaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Metode Pengambilan Data
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II. TELAAH PUSTAKA
2.1. Tumbuhan Melinjo (gnetum gnemon)
2.1.1. Deskripsi Botani
2.1.2. Tempat Hidup
2.1.3. Daerah Penyebaran
2.1.4. Varietas Melinjo
2.2. Pembudidayaan Tanaman Melinjo
2.2.1. Cara Menanam Pohon Melinjo
2.2.2. Cara Merawat Melinjo
BAB III. KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon)
3.1. Antioksidan
3.2. Purina
3.3. Alkaloida
3.4. Saponin
3.5. Asam Folat
BAB IV. KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon) YANG BERMANFAAT BAGI KESEHATAN
4.1. Khasiat Melinjo Berdasarkan Kandungan Senyawa Kimia
4.1.1. Antioksidan dari Biji Melinjo Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
4.1.2. Vitamin A yang Terkandung pada Daun Melinjo
4.1.3. Manfaat Lain dari Melinjo
BAB V. HASIL OLAHAN MELINJO (gnetum gnemon)
5.1. Emping Melinjo
5.2. Teh Melinjo
BAB VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1. Tumbuhan Melinjo (gnetum gnemon)
2.1.1. Deskripsi Botani
Melinjo
merupakan tumbuhan tahunan terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua.
Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan dapat
menghasilkan sebanyak 80-100 kg. Tinggi rata-rata pohon melinjo adalah
5-10 m, apabila tidak dipangkas dapat mencapai ketinggian 25 m dari
permukaan tanah. Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif
(biji) atau vegetatif, misalnya: mencangkok, okulasi, penyambungan dan
stek.
Melinjo berperawakan pohon yang ramping, berjenis kelamin
dua dan selalu hijau, dengan batang yang lurus, kulit batangnya berwarna
kelabu, ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara nyata, cabangnya
bebagai ukuran dan letaknya melingkari batang hingga pangkal cabang.
Daun melinjo saling berhadapan, berbentuk jorong, berukuran (7,5-20) cm x
(2,5-10) cm, tulang daun sekunder melengkung dan bersatu di ujungnya.
Perbungaannya menyendiri dan keluar dari ketiak daun, juga dari batang
yang telah tua, panjangnya 3-6 cm dengan bunga-bunganya tersusun dalam
bentuk lingkaran di buku-bukunya. Bunga betina sebanyak 5-8 kuntum pada
setiap buku perbungaan, bentuknya bundar dan melancip ke ujungnya.
Bunga betina berupa butiran-butiran besar dan daunnya agak bundar.
Sedangkan bunga jantan berupa butiran-butiran kecil , daunnya agak
panjang. Buahnya mirip buah geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-5 cm,
berembang (apiculate) pendek, berbulu halus, mula-mula berwarna kuning
kemudian berubah menjadi merah sampai lembayung jika matang.
Proses
embriogenesisnya belum tuntas sewaktu biji itu jatuh dari pohon,
perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu biji sudah tergeletak di tanah.
Biji itu memerlukan waktu beberapa bulan sampai 1 tahun untuk mulai
berkecambah. Fase yuwananya berlangsung 5-8 tahun. Muncul ranting secara
serempak dan pembungaannya berlangsung terus-menerus sepanjang tahun,
tetapi keadaan iklim menyebabkan adanya tingkatan kesinkronan yang
seringkali menjurus terjadinya 2 kali masa panen per tahunnya.
Gambar 1. Tumbuhan Melinjo
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : gnetum gnemon
2.1.2. Tempat Hidup
Tanaman
melinjo dapat tumbuh pada tanah liat atau tanah lempung, berpasir dan
berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang
berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0-1200 m dpl.
Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar
matahari, lubang tanam berukuran 60x60x75 cm, dengan jarak tanam 6-8 m.
Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk
tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi
tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu
yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk
ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini
tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi. Di
Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan
perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di
pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara
langsung.
2.1.3. Daerah Penyebaran
Tanaman melinjo
diperkirakan berasal dari Semenanjung Malaysia. Melinjo dapat ditemukan
di seluruh kawasan Asia Tenggara, dan tersebar hingga mencapai sebelah
utara Assam dan sebelah timur Fiji. Sedangkan di Indonesia baru
dibudidayakan di sebagian wilayah Indonesia, seperti Jawa dan Sumatra.
2.1.4. Varietas Melinjo
Berdasarkan buahnya di kawasan jawa tengah dan daerah istimewa Yogyakarta dikenal 3 varietas melinjo,yaitu :
- Varietas kerikil
Melinjo
varietas ini menghasilkan biji melinjo dengan ukuran kecil sekitar 1
cm, bentuknya agak bulat. Setiap pohonnya dapat berbuah sangat lebat.
- Vatietas ketan
Menghasilkan
biji dengan ukuran sekitar 2,7 cm dan ramping. Dibandingkan dengan
melinjo varietas kerikil, melinjo jenis ini jauh lebih besar dan jumlah
buah tiap pohon hamper sebatas varietas kerikil.
- Varietas gentong
Varietas
ini menghasilkan biji paling besar, bentuknya tambun, panjangnya hamper
sama dengan varietas ketan. Namun buah pada varietas gentong tidak
begitu lebat.
2.2. Pembudidayaan Tanaman Melinjo
2.2.1. Cara Menanam Pohon Melinjo
Pohon melinjo dapat ditanam dengan 3 cara, yaitu :
1) dengan biji
2) dengan mencangkok
3) dengan stek batang
Berikut ini penjelasan tentang cara menanam melinjo:
1) Cara menanam dengan biji
Menanam
melinjo dengan bijinya memerlukan waktu yang lama untuk memetik
hasilnya. Keuntungan menanam dengan biji yaitu pohon melinjo akan
memperoleh akar yang kuat. Sedangkan kelemahannya, pohon melinjo yang
ditanam dengan biji akan berbuah setelah umur 7 atau 8 tahun. Berikut
ini cara menanam melinjo dengan bijinya :
a. Pilih melinjo yang baik dan sudah tua.
b. Kupas biji, kemudian jemur hingga kering.
c. Kulit tempurung digosok dengan amplas.
d. Letakkan dalam sebuah persemaian berukuran 60x60 cm. tanah
persemaian adalah tanah yang gembur yang dicampur pasir dan pupuk.kan
waktu.
e. Sekitar 6 bulan setelah tumbuh lalu dipindahkan ke plastik dan biarkan
tumbuh hingga 1 sampai 2 bulan.
f. Pindah ke lubang yang berkuran 40x40 cm, dengan kedalaman 30
cm. Tanah dalam lubang disusun dari pupuk kandang/kompos.
g. Jarak antar tanaman 5 meter.
2) Cara menanam dengan mencangkok
Cara
lain untuk menanam melinjo adalah dengan mencangkok. Keuntungan menanam
dengan cangkok ialah mempersingkat masa untuk berbuah. Tanaman melinjo
yang dicangkok akan berbuah setelah berumur 3 atau 4 tahun. Sedangkan
kelemahannya, akar pohon melinjo hasil cangkokan akarnya tidak cukup
kuat. Berikut ini cara menanam melinjo dengan mencangkok :
a. Pilih cabang yang cukup besar kira-kira berpenampang 3 atau 4 cm.
b. Batang dikerat dua bagian.
c. Keratan tersebut dikupas dan dibersihkan lendirnya.
d. Diberi tanah gembur bercampur pupuk lalu dibungkus dengan serabut
atau merang, kemudian diikat.
e. Setelah keluar akar-akarnya, kemudian dikerat atau digergaji
bagian bawahDiberi tanah gembur bercampur pupuk lalu dibungkus dengan
serabut atau merang, kemudian diikat.
f. Setelah keluar akar-akarnya, kemudian dikerat atau digergaji
bagian bawahnya.
g. Ditanam dalam lubang berukuran 50x50x50 cm. Lubang tersebut telah
diberi pupuk kandang atau kompos.
3) Cara menanam dengan stek
Diantara
cara-cara yang disebutkan di atas, cara menanam dengan stek batang
adalah cara paling mudah. Menanam dengan cara stek harus dipilihkan
tempat yang banyak mengandung air, atau pada musim penghujan. Berikut
ini cara menanam dengan stek :
a. Memilih batang yang baik
b. Buang ranting-ranting kecil serta bagian pucuk. Ambil satu meter panjangya.
c. Tanamlah pada lubang yang telah tersedia. Lubang berukuran 50x50x50 cm.
d. Untuk menghindari panas matahari, dibuatkan peneduh.
e. Sirami setiap saat atau pilih tempat yang banyak mengandung air.
2.2.2. Cara Merawat Pohon Melinjo
Merawat
pohon melinjo dimulai dari menanamnya hingga dewasa. Merawat pohon
melinjo berarti juga menghindari kerusakan atau kematian pohon tersebut.
Perawatan dilakukan terus menuerus hingga pohon melinjo tidak
menghasilkan. Perawatan pohon melinjo termasuk mudah, tanaman ini bukan
tanaman yang membutuhkan perawatan dengan biaya yang tinggi. Namun
perawatan harus dilakukan, meskipun sangat sederhana.
Pemeliharaan tanaman melinjo terdiri dari pemupukan, penyiraman, penyiangan, pemberantasan hama/penyakit dan pemangkasan.
1) Pemupukan
Pemberian
pupuk secara rutin akan menambah produksi, pupuk yang akan diberikan
adalah pupuk organik (ppk.kandang) dan pupuk anorganik. Pupuk kandang
diberikan 2 kali dalam setahun terutama pada tanaman muda.
2) Penyiraman
Tanaman
pada umur muda perlu dilakukan penyiraman, terutama pada musim kemarau
agar pertumbuhan tanaman baik. Penyiraman dengan banyak air setelah
diberi pupuk kimia perlu dilakukan, agar pupuk segera diserap akar
tanaman.
3) Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan agar
gulma yang mengganggu hilang, terutama pada tanaman berumur muda,
sebaliknya penyiangan dilakukan dengan pendamngiran agar udara bisa
masuk kedalam tanah.
4) Pemangkasan
Manfaat dari pemangkasan cabang - cabang melinjo antara lain :
- Percabangan menjadi banyak dan tanaman tidak terlalu tinggi.
- Daun muda serta bunga muda sebagai bahan sayuran akan tumbuh banyak.
- Tanaman asal bibit cangkokan, pemangkasan dapat mencegah tumbangnya tanah.
- Memudahkan perawatan dalam menghilangkan tanaman benalu, penyemprotan.
- Mempermuda tanaman yang sudah tua.
- Mempercepat tanaman berbunga/berbuah.
5) Pengendalian Hama / Penyakit
- Hama-hama yang diketemukan dalam tanaman melinjo masih belum begitu
merugikan sehingga belum perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi.
Apabila ada yang ingin mencegah serangan hama, maka dianjurkan
menggunakan pestisida Demicron dengan dosis 1 - 2 gram per liter air.
- Pengendalian hama yang efektif, yaitu untuk mencegah serangan hama
melalui pengendalian secara mekanik, yaitu dengan cara memotong bagian
tanaman yang terserang, kemudian dibakar.
- Penyakit - penyakit
yang biasa menyerang adalah penyakit layu pembuluh bakteri, penyakit
hawar daun bakteri dan penyakit hawar daun cendawan. Pengendalian
penyakit layu pembuluh bakteri dapat dilakukan dengan cara eradikasi
(membasmi) tanaman yang sakit, untuk encegah penyebarannya kita harus
membersihkan alat-alat yang digunakan untuk menolong tanaman yang sakit,
pengendalian penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan dapat
dilakukan dengan memusnah kan bagian tanaman yang sakit.
BAB III
KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon)
3.1. Antioksidan
Antioksidan
merupakan zat yang mampu meperlambat atau mencegah proses oksidasi. Zat
ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang
mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga
didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek
berbahaya radikal bebas dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal
lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki
elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam
makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat
merupakan sumber pasangan elektron yang baik. Kondisi oksidasi dapat
menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit
lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa
golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut
banyak terdapat di alam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki
kemampuan untuk menangkal radikal bebas. Antioksidan yang banyak
ditemukan pada bahan pangan, antara lain viamin E, vitamin C, dan
karotenoid.
Semua bagian tanaman melinjo bersifat antioksidan.
Kemampuannya berturut-turut adalah 37,27 mg, 36,66 mg, 34,08 mg, dan
32,52 mg VCEAC (Vitamin C Equivalent Antioxidant Capacity). Pada biji
melinjo mengandung antioksidan tinggi yang setara dengan vitamin C.
Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi tinggi, yaitu 9-10 %
dalam setiap biji melinjo. Protein utamanya didominasi jenis berukuran
30 kilo Dalton yang efektif untuk menghabiskan radikal bebas, penyebab
berbagai macam penyakit. Potensi besar yang terkandung didalam sebutir
biji melinjo (gnetum gnemon) menjadikan melinjo sebagai sumber
protein yang cocok untuk dijadikan sebagai suplemen makanan
nutraceutical, substansi yang mempunyai manfaat bagi kesehatan, termasuk
mencegah dan mengobati penyakit. Apalagi bijinya mudah diperoleh, namun
sampai sekarang belum ada studi tentang penggunaan protein biji melinjo
sebagai sumber antioksidan. Jika pemanfaat peptide antioksidan dari
hidrolisis biji melinjo ini berhasil, akan tersedia suplemen
nutraceutical alami yang murah.
Jepang juga sudah melirik potensi
antioksidan dari biji famili Gnetaceae ini. Melinjo termasuk tumbuhan
purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginkgo Biloba yang ada di
Jepang. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi orang Jepang. Glinkgo
adalah spesies pohon hidup tertua, yang tumbuh selama 150-200 juta tahun
dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun
Ginkgo juga mempunyai khasiat antioksidan kuat dan berperan penting
dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun.
Melinjo
memiliki ketahanan terhadap penyakit, baik bakteri, jamur, maupun hama.
Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo dari daun, kulit batang, akar,
sampai biji,protein paling potensial adalah dari biji. Dari fraksi
protein itu, ditemukan fungsi lain melinjo sebagai antimikroba alami.
Itu berarti protein melinjo juga dapat dipakai sebagai pengawet alami
makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh
bakteri. Peptide Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan
mempunyai potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif
dan negatif.
3.2. Purina
Purina adalah sebuah senyawa
organik heterosiklik aromatik, yang terdiri dari cincin pirimidina dan
cincin immidazola yang bergandeng sebelahan. Purina merupakan salah satu
dari dua grup basa nitrogen. Purina termasuk purina-purina
bersubstitusi dan berbagai tautomernya adalah heterosiklik bernitrogen
yang paling banyak tersebar di alam. Purina ditemukan dalam konsentrasi
tinggi dalam daging dan produk daging, terutama organ dalam seperti hati
dan ginjal. Makanan dari tumbuhan biasanya mengandung sedikit Purina.
Contoh makanan yang mengandung banyak purina adalah roti manis, teri,
sardine, hati, ginjal sapi, otak, ekstrak daging, hering, makerel,
kerang, daging hewan liar dan gravy. Purina juga cukup banyak terdapat
pada daging babi, unggas, ikan, dan makanan laut lainnya. Sayuran yang
mengandung Purina antara lain asparagus, bunga kubis, bayam, jamur,
buncis, melinjo, kangkung, rebung dan lain-lain.
Tabel 1. Kadar purin dalam berbagai makanan
Sumber: Cahanar dan Suhandi
Melinjo
memicu asam urat lantaran mengandung purin cukup tinggi. Kadar purin
pada daun melinjo 366 mg per 100 gram bahan. Sedangkan pada bijinya 223
mg per 100 gram. Konsumsi melinjo berlebihan menyebabkan asam urat
menumpuk di jaringan tubuh. Asam urat merupakan hasil akhir metabolism
purin. Tubuh menyediakan 85% purin untuk kebutuhan metabolisme setiap
hari. Itu artinya pasokan purin dari makanan hanya dibutuhkan 15%.
Namun, apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya
benar tidak akan menyebabkan asam urat. Konsumsi berlebihan dan minyak
goreng yang digunakan untuk menggoreng emping
hasil olahan melinjo tersebut yang menyebabkan kadar asam uratnya
meningkat. Jadi, bukan melinjo itu sendiri yang menyebabkan asam urat,
karena apabila disiapkan dalam bentuk makanan lain tanpa minyak dan
tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak akan menyebabkan peningkatan
asam urat. Justru berdampak baik bagi kesehatan, sebab melinjo (gnetum
gnemon) mengandung antioksidan kuat yang dapat meningkatkan daya tahan
tubuh.
3.3. Alkaloida
Dalam dunia medis, istilah alkaloid
telah lama menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian
yang telah dilakukan selama ini, baik untuk mencari senyawa alkaloid
baru ataupun untuk penelusuran bioaktifitas. Senyawa alkaloid merupakan
senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid
berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan.
Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya
teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa
alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.
Berdasarkan
literatur, diketahui bahwa hampir semua alkaloid di alam mempunyai
keaktifan biologis dan memberikan efek fisiologis tertentu pada mahluk
hidup. Sehingga tidaklah mengherankan jika manusia dari dulu sampai
sekarang selalu mencari obat-obatan dari berbagai ekstrak tumbuhan.
Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara
pasti, beberapa ahli pernah mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan
sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur
tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion.
Alkaloid
secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang
bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Kebanyakan
alkaloid berbentuk padatan kristal dengan titik lebur tertentu atau
mempunyai kisaran dekomposisi. Alkaloid dapat juga berbentuk amorf atau
cairan. Dewasa ini telah ribuan senyawa alkaloid yang ditemukan dan
dengan berbagai variasi struktur yang unik, mulai dari yang paling
sederhana sampai yang paling sulit.
Dari segi biogenetik, alkaloid
diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin dan
lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang
menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan
alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid
adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan
sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga
melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida
dan jalur mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis alkaloid.
Indonesia
dengan kekayaan alamnya yang melimpah, merupakan gudang bagi
tersedianya senyawa-senyawa alkaloid yang berkhasiat. Alkaloid merupakan
senyawa yang mengandung atom nitrogen yang tersebar secara terbatas
pada tumbuhan. Alkaloid kebanyakan ditemukan pada Angiospermae dan
jarang pada Gymnospermae dan Cryptogamae. Senyawa ini cukup banyak
jenisnya dan terkadang memiliki struktur kimia yang sangat berbeda satu
sama lain, meskipun berada dalam satu kelompok.
3.4. Saponin
Saponin
adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman.
Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada
bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap
pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin
sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product
dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai
pelindung terhadap seranga serangga.
Sifat-sifat Saponin adalah:
1) Mempunyai rasa pahit
2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3) Menghemolisa eritrosit
4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksi steroid lainnya
6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris yang mendekati.
3.5. Asam Folat
Folasin
atau asam folat termasuh vitamin yang jarang dikenal masyarakat
Indonesia meskipun peranannya sangat penting bagi tubuh manusia.
Bahan-bahan pangan yang menjadi sumber folat masih belum banyak
diketahui dan diteliti. Penentuan kandungan folat dalam makanan
merupakan masalah analitik yang sulit karena bentuk biologi aktif
vitamin ini sangat beragam yang secara alami berada dalam ikatan
poliglutamat (Stokstad et al. dalam Gregory al., 1982). Folat sensitif
terhadap panas, asam kuat, oksidasi dan cahaya. Karena itu komponen ini
sukar untuk diekstrak dari makanan tanpa teroksidasi atau terdekonyugasi
(Niekerk, 1982). Daun melinjo memiliki kadar asam folat, dihidrofolat,
dan asam folonik yang cukup tinggi. Konsentrasinya dapat dilihat pada
table berikut.
Tabel 2. Hasil analisis komponen folat sayuran
Jenis Sayuran
|
Kosentrasi (ug/g)
|
Asam folat
|
Dihidrofolat
|
Asam folinik
|
Jumlah
|
Kubis |
1,35
|
0,10
|
2,80
|
4,25
|
Brokoli |
0,90
|
0,15
|
2,30
|
3,35
|
Kailan |
1,10
|
0,75
|
7,05
|
8,90
|
Sawi Hijau |
5,20
|
-
|
1,75
|
6,95
|
Selada |
2,60
|
0,30
|
0,95
|
3,85
|
Bayam |
1,25
|
1,20
|
3,90
|
6,25
|
Daun singkong |
-
|
13,65
|
8,40
|
22,05
|
Daun melinjo |
1,5
|
9,80
|
24,20
|
45,50
|
Daun Lobak |
-
|
1,15
|
1,80
|
2,75
|
Sumber: Teknologi dan Industri Pangan, tahun 1994
BAB IV
KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon) YANG BERMANFAAT BAGI KESEHATAN
4.1. Khasiat Melinjo Berdasarkan Kandungan Senyawa Kimia
Indonesia
merupakan negara yang kaya dengan beraneka ragam flora dan fauna.
Keanekaragaman ini (terutama tumbuhan) mengundang pehatian banyak orang
untuk memilih jalur alternatif dalam pengobatan, mengingat terlalu
banyak efek samping dari produk obat-obatan sintetis. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kecenderungan
masyarakat memilih produk yang alamiah, maka semakin gencar penelitian
tentang kandungan-kandungan kimia penting dalam tumbuh-tumbuhan yang
dapat digunakan dalam pengembangan obat baru. Penelitian biasanya
menggunaan metode analisis fitokimia, dimana metoda ini membahas secara
sistematis tentang berbagai senyawa kimia, terutama dari golongan
senyawa organik yang tedapat dalam tumbuhan, proses biosintesis
metabolisme, dan perubahan-perubahan lain yang terjadi pada senyawa
kimia tersebut beserta sebaran dan fungsi biologisnya.
Senyawa
kimia yang terkandung dalam tumbuhan merupakan hasil metabolisme dari
tumbuhan itu sendiri. Dari hasil penelitian banyak ahli tak jarang
senyawa kimia ini memiliki efek fisiologi dan farmakologi yang
bermanfaat bagi manusia. Senyawa kimia tersebut lebih dikenal dengan
senyawa metabolit sekunder yang merupakan hasil dari penyimpangan
metabolit primer tumbuhan. Senyawa tersebut adalah golongan alkaloid,
steroid, terpenoid, fenol, flavonoid, dan saponin.
Dalam uji
fitokimia dapat dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap senyawa aktif
metabolit sekunder tersebut, sehingga potensi relatif dari
masing-masing tanaman dapat diukur. Pada masa lalu manusia juga telah
mengenal pengobatan dari bahan alami, walau pengetahuan mereka tentang
khasiat dari tumbuhan tersebut hanya sebatas pengalaman dan tradisi
tanpa ada pembuktiannya secara klinis. Walaupun demikian pengobatan
seperti ini masih digunakan sampai sekarang. Pengobatan dengan cara
demikian dikenal dengan pengobatan tradisional. Pada ramuan obat
tradisional bahan-bahannya berasal dari tanaman baik berupa akar,
batang, daun, maupun bunga atau dapat juga berasal dari hewan dan
bahan-bahan mineral.
Banyak faktor yang mempengaruhi kandungan
kimia dalam tanaman, seperti kesuburan tanah tempat tumbuh (kandungan
zat makanan), iklim lingkungan, waktu panen, umur, cara pengolahan dan
sebagainya. Sehingga pengolahannya memerlukan perlakuan khusus, selain
keseragaman dosis juga perlu adanya standarisasi agar manfaat dan
keamanannya dapat diperhitungkan layaknya obat-obatan modern.
Obat-obatan tradisional dapat dogolongkan menjadi jamu dimana khasiatnya
hanya berdasarkan pengalaman tanpa adanya pengujian baik klinis maupun
praklinis, herbal terstandar dimana efek farmakologinya telah melalui
uji praklinis dan fitofarmaka dimana efek farmakologinya telah melalui
uji klinis.
4.1.1. Antioksidan dari Biji Melinjo Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Dibalik
tudingan sebagai penyebab asam urat, melinjo menawarkan khasiat luar
biasa. Setelah diteliti, biji melinjo mengandung antioksidan tingkat
tinggi yang nilainya setara dengan antioksidan pada vitamin C.
Antioksidannya bersumber dari konsentrasi protein yang cukup tinggi pada
melinjo. Antioksidan merupakan zat paling ampuh sebagai penangkal
radikal bebas, penyebab kanker, dan mempercepat proses penuaan.
Sebenarnya, tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas, hanya saja
bila jumlahnya terlalu berlebihan maka kemampuan untuk menetralisirnya
akan semakin berkurang. Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel
tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga timbul
sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat
menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan
antioksidan
tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal
bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang
diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan
yang sangat kuat. Hanya saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar
1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini.
Pada
umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal serangan radikal
bebas karena di dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu
melawannya. Tetapi karena manusia secara alami mengalami degradasi atau
kemunduran seiring dengan peningkatan usia, akibatnya pemusnahan radikal
bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik. Sehingga kerusakan jaringan
terjadi secara perlahan-lahan. Contohnya, kulit menjadi keriput karena
kehilangan elastisitas jaringan kolagen serta otot, terjadinya bintik
pigmen kecoklatan /flek pikun, parkinson, alzheimer, karena dinding sel
saraf yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda merupakan serangan
empuk dari radikal bebas. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif
dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya. Untuk menyeimbangkan
kadar antioksidan dan radikal bebas, perlu mengkonsumsi makanan yang
mengandung antioksidan tinggi seperti biji melinjo.
Tabel 3. Kandungan Gizi Biji Melinjo Tiap 100 Gram Bahan
Sumber :direktorat gizi DepKes RI, 1979
4.1.2. Vitamin A yang Terkandung pada Daun Melinjo
Daun
melinjo muda merupakan sumber vitamin A yang baik. Daun melinjo kaya
akan protein, mineral, vitamin A dan vitamin C (Verheij and Coronel,
1997), namun belum ada informasi data kuantitif untuk itu. Rumus Kimia
dari Vitamin A adalah C20H30O dan mempunyai berat molekul 286.456 g/mol .
Senyawa ini cukup banyak jenisnya dan terkadang memiliki struktur kimia
yang sangat berbeda satu sama lain, meskipun berada dalam satu
kelompok. Klasifikasi Pengelompokan alkaloid biasanya didasarkan pada
prekursor pembentuknya. Sumber vitamin A dapat dibedakan atas preformed
vitamin A (vitamin A bentuk jadi) dan provitamin A (bahan baku vitamin
A). Vitamin A bentuk jadi atau retinol merupakan vitamin A yang
bersumber dari pangan hewani, seperti: daging, susu dan olahannya
(mentega dan keju), kuning telur, hati ternak dan ikan, minyak ikan
(cod, halibut, hiu). Provitamin A atau korotenoid umumnya bersumber
dari: sayuran berdaun hijau gelap (bayam, singkong, sawi hijau,
melinjo), wortel, labu, ubi jalar kuning atau merah, buah-buahan
berwarna kuning (pepaya, mangga, apricot, peach), serta minyak sawit
merah. Kandungan gizi pada daun melinjo dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. Kandungan Gizi Daun Melinjo Tiap 100 Gram Bahan.
Sumber :direktorat gizi DepKes RI, 1979
Fungsi penting vitamin A yang terkandung pada daun melinjo
1) Pencegah kanker
Suatu
penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara betakaroten dan
vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner dan
kanker. Hal ini terkait dengan fungsi betakaroten dari vitamin A
sebagai antioksidan yang mampu melawan radikal bebas. Kemampuan retinoid
dalam memengaruhi perkembangan sel epitel dan meningkatkan aktivitas
sistem kekebalan, berpengaruh terhadap pencegahan kanker kulit,
tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantong kemih. Betakaroten bersama
dengan vitamin E dan C telah berperan aktif sebagai antioksidan untuk
mencegah berbagai kanker.
2) Memperlancar proses persalinan
Rendahnya
status vitamin A saat hamil akan berdampak pada keguguran atau
kesukaran dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A saat hamil meningkat
untuk memenuhi kebutuhan janin dan persiapan menyusui. Khasiat lain dari
daun melinjo adalah untuk melancarkan proses persalinan. Beberapa
literatur menyebutkan, secara empiris daun melinjo dapat mempermudah
persalinan. Kebiasaan menggunakan daun melinjo untuk mempermudah proses
melahirkan ini sudah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat
Indonesia, tetapi belum ada penelitian khusus tentang hal ini. Berikut
ini cara pengolahannya
a. Ambil beberapa lembar daun melinjo yang tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda.
b. Cuci hingga bersih, lalu diiris-iris seperti halnya irisan
daun tembakau dengan arah irisan melintang.
c. Setelah itu, jemur dibawah sinar matahari hingga betul-betul kering.
d. Bila akan digunakan, ambil secukupnya dan seduh dengan air
panas seperti halnya membuat air teh.
e. Minum air tersebut setiap hari 2 kali ketika usia kehamilan
sudah mencapai 8 bulan lebih.
4.1.3. Manfaat Lain dari Melinjo
Selain
yang disebutkan diatas, melinjo memiliki beberapa manfaat yang dapat
diambil dari tumbuhan tersebut. Berikut beberapa manfaat yang dapat
diambil dari tanaman melinjo :
Dari
dua fraksi protein yang terkandung dari biji melinjo, yaitu kandungan
phenolik, dan flavonoid, ditemukan fungsi lain melinjo sebagai
antimikroba alami. Itu berarti protein melinjo juga dapat dipakai
sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang
disebabkan bakteri. Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo
diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram
positif dan negatif. Sumber protein fungsionalnya cocok untuk dijadikan
sebagai suplemen makanan nutraceutical, substansi yang punya manfaat
bagi kesehatan, termasuk mencegah dan mengobati penyakit.
- Peluruh / melancarkan Air Seni
Caranya : Kukus 50 g kulit melinjo, dan kemudian di makan sekaligus. Lakukan beberapa hari hingga lancar.
Caranya
: Tumbuk hingga halus segenggam daun melinjo, kemudian gunakan untuk
membaluri seluruh bagian rambut. Ulangi beberapa kali, hal ini dapat
membantu menjadikan rambut menjadi lebih lemas dan lembut.
- Mengobati Anemia dan Busung lapar
Caranya : Konsumsi daun dan buah melinjo yang sudah di masak sebelumnya, atau di jadikan sayur. Konsumsi secara teratur.
BAB V
HASIL OLAHAN MELINJO (gnetum gnemon)
5.1. Emping Melinjo
Emping
melinjo adalah produk dari biji melinjo bagian dalam yang pembuatannya
dilakukan dengan merebus, kemudian dipipihkan dan dikeringkan dibawah
sinar matahari. Hingga saat ini belum banyak dilakukan penelitian
mengenai nilai gizi emping melinjo. Karena emping melinjo umum
dikonsumsi masyarakat Indonesia bahkan sudah merupakan komoditi eksport,
maka dipandang perlu untuk mengetahui sejauh mana keuntungan dan
kerugian bahan makanan tersebut terhadap kesehatan. Keuntungan yang
diperoleh antara lain :
- Emping melinjo kering dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigiliserida dalam plasma.
- Emping sangat baik untuk dikonsumsi oleh mereka yang mengidap penyakit kencing manis.
Tabel 5. Kandungan Gizi Emping Melinjo Tiap 100 Gram Bahan.
Sumber :direktorat giziDepKes RI, 1979
Namun
emping melinjo mengandung purin berjumlah 50-150 mg per 100 gr bahan
resep makanan. Hal ini menunjukkan bahwa emping termasuk dalam kelompok
bahan resep makanan yang mengandung purin kategori sedang. Beberapa
hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pangan nabati penyebab utama
asam urat adalah emping yang menyumbang hampir 80%, penyebab lainnya
adalah bayam 60% dan daun melinjo 57%. Kandungan gizi dalam emping
selain karbohidrat juga mengandung lemak, protein, mineral dan vitamin
B. Menurut Yani Mariza Syofia, SKM, Staf Penetitian Bag. Gizi Divisi
Geriatri RSCM-FKUI, emping juga mengandung serat, zat besi, kalsium yang
juga diperlukan untuk tubuh. Namun, emping hanya merupakan panganan
camilan bagi tubuh sehingga tetap harus memperhatikan kebutuhan
kalorinya. Tentunya jika berlebihan dapat menyebabkan asam urat dan
kegemukan.
5.2. Teh Melinjo
Salah satu alternatif untuk
memodifikasi sajian dari melinjo adalah dengan mengolahnya menjadi suatu
produk olahan di luar emping dan sejenisnya. Melinjo (gnetum gnemon)
merupakan salah satu komoditas lokal yang mempunyai banyak manfaat.
Salah satu yang sekarang ini sedang dikembangkan ialah kandungan
revansterol dari melinjo. Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa
kandungan revansterol berupa bio-flavonoid yang juga terkandung pada
ginkgo biloba juga terdapat pada melinjo. Karena melinjo termasuk
tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman ginkgo biloba
yang ada di Jepang. Bahkan hasil dari penelitian tersebut menyebutkan
bahwa kandungan revansterol yang dikandung oleh melinjo lebih tinggi
dibandingkan dengan ginkgo biloba.
Studi terkini memperlihatkan
bahwa resveratrol, senyawa bioaktif yang diisolasi dari melinjo (gnetum
gnemon), sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dalam sebuah penelitian, daun
melinjo muda akan diproses menjadi teh melinjo dan kemudian
difermentasikan menjadi cider teh. Tujuan penelitian ini adalah
memproduksi cider teh dari daun melinjo, membandingkan kadar resveratrol
dalam cider dengan bagian endosperma melinjo, dan menganalisis komponen
lain (alkohol, pH, asam asetat, dan Angka Lempeng Total) di dalam
produk akhir. Teh melinjo difermentasikan menjadi cider selama 0, 3, 6,
9, dan 12 hari dalam kondisi aerob dan gelap. Variasi konsentrasi gula
yang digunakan adalah 10%, 15%, dan 20% b/v. Analisis yang dilakukan
terhadap cider adalah konsentrasi resveratrol dengan High Performance
Liquid Chromatography, Angka Lempeng Total dengan metode agar tuang,
konsentrasi alkohol dengan metode cawan Conway, konsentrasi asam asetat
dengan metode titrasi asam, derajat keasaman dengan pH meter, dan uji
organoletik dengan metode uji hedonik. Pada cider dengan konsentrasi
gula 20%, pH terendah (3,30) dicapai pada hari fermentasi ke-9 dan
konsentrasi asam asetat tertinggi (0,20% v/v) dicapai pada hari
fermentasi ke-6 dan ke-12. Konsentrasi alkohol tertinggi (0,42% v/v)
didapat pada hari fermentasi ke-9 dengan konsentrasi gula 10%.
Konsentrasi resveratrol tertinggi (0,089 ppm) didapat pada hari
fermentasi ke-0 dan kandungan resveratrolnya berkurang selama proses
fermentasi. Konsentrasi resveratrol di daun teh melinjo (5,69 ppm) lebih
rendah dibandingkan endosperma melinjo muda (47,82 ppm). Dari hasil uji
organoleptik, cider yang disukai adalah cider pada hari fermentasi ke-3
dan konsentrasi gula 20%.
Teh melinjo merupakan varian baru dari
alternatif minuman kesehatan di Indonesia. Teh melinjo terbuat dari 100%
kulit buah melinjo. Manfaat dari teh melinjo adalah mengandung
polifenol (antioksidan flavonol-quarcetin) yang aktivitasnya setara
dengan vitamin C, dapat menghambat penuaan, dan mencegah kanker,
menghancurkan zat aditif yang berakibat tidak baik bagi tubuh. Teh
melinjo juga dapat menurunkan asam urat karena dibuat dari 100% kulit
buah melinjo, bukan bagian dalam dari biji melinjo. Karena bagian
tumbuhan melinjo yang mengandung purin hanya pada biji dan daunnya.
Tabel 6. Hasil Analisis Produk Teh Melinjo
Parameter Analisis
|
Sampel
|
Kulit Melinjo
|
Teh Melinjo
|
Hasil analisis Laboratorium Fisik Terpadu Dept. Gizi Masyarakat, IPB
Proses pembuatan teh melinjo :
Gambar 2. Pembuatan Teh Melinjo
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1) Melinjo (gnetum gnemon) adalah tanaman gymnospermae berumah dua yang hidup di dataran rendah dan banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara.
2) Melinjo memiliki kandungan senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan.
3) Antioksidan pada biji melinjo berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker, dan menghambat penuaan.
4) Melinjo digunakan sebagai antimikroba alami, karena mengandung protein phenolik dan flavoid.
5) Hasil olahan melinjo dapat dijadikan komoditi ekspor yang menguntungkan, seperti emping dan teh melinjo.
6.2. Saran
1)
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang kandungan dari tumbuhan
melinjo, agar masyarakat dapat mengetahui manfaat dari tumbuhan
tersebut.
2) Perlu diteliti lebih lanjut kemampuan emping
melinjo menurunkan plasma cholesterol dan trigliseida yang dikaitkan
dengan penelitian epidemiologis diantara konsumen emping melinjo dan
mereka yang tidak mengkonsumsinya.
3) Perlu mendirikan koperasi
emping melinjo pada daerah-daerah yang membudidayakan tanaman melinjo.
Pendirian koperasi emping dimaksudkan untuk menampung hasil emping
langsung dari pengrajin untuk menghindari perbuatan tengkulak emping
yang merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Cerianet C. Budidaya Tanaman Melinjo. Diakses pada 23 Maret 2011.
Maner HI, Elevitch. 2006. Gnetum gnemon (gnetum). Diakses pada 23 Maret 2011.
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorgnisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Niekerk, P.J.V. 1982. Determination of Vitamin. London: Academic Press Inc.
Pudjiatmoko. 2007. Potensi Melinjo di Jepang. Diakses pada 23 Maret 2011
Saan, Maghfur. 1984. Membudidayakan Mlinjo. Jakarta: Aris Lima.
Tjandra D. 2007. Antioksidan dari Biji Melinjo. Diakses pada 23 Maret 2011.
www.chemestry.com kimiawi. Diakses pada 27 Maret 2011.
www.iptek.net / Tanaman Obat Indonesia. Diakses pada 27 Maret 2011.
www.medical.com / penanganan tumbuhan obat. Diakses pada 27 Maret 2011.
www.rizkyyulion.wordpress.com / article. Diakses pada 27 Maret 2011.
www.tododrug.com / penggunaan obat. Diakses pada 28 Maret 2011.
www.wikipedia.org / wikipedia Indonesia. Diakses pada 28 Maret 2011.
www.wikipedia.com/semua tentang tanaman obat (English). Diakses pada 28 Maret 2011.