...selamat datang di dlyna.lumba ^_^...semoga tulisan saya bermanfaat untuk anda^_^...terima kasih ^_^...selamat datang di dlyna.lumba ^_^...semoga tulisan saya bermanfaat untuk anda^_^...terima kasih ^_^...

Rabu, 15 Januari 2014

CITRA PERAWAT IDEAL DI INDONESIA



DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................... ii
Kata Pengantar................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Tujuan Umum.................................................................................... 1
C. Tujuan Khusus................................................................................... 1
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 2
A. Pengertian.......................................................................................... 2
B. Peran Perawat di Masyarakat............................................................ 3
BAB III. PEMBAHASAN................................................................................ 4
A. Pandangan Masyarakat terhadap Perawat......................................... 4
B. Perawat Ideal di Masyarakat............................................................. 7
BAB IV. PENUTUP.......................................................................................... 11
A. Kesimpulan........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong, tidak ramah, tidak pintar seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah citra perawat di mata masyarakat. Untuk mengubah citra perawat seperti yang banyak digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tetapi itu merupakan suatu keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional. Seorang perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa menjadi role model dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat. Untuk itu dalam makalah ini akan menjelaskan tentang perawat ideal di masyarakat khususnya di Indonesia.
B.       Tujuan Umum
Mahasiswa mengerti bagaimana citra perawat di masyarakat.
C.       Tujuan Khusus
Mahasiswa mengerti bagaimana menjadi perawat yang ideal di mata masyarakat Indonesia.




BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian
1.      Pengertian Citra
Citra adalah penggambaran oleh orang lain. Citra ini sangat berpengaruh dengan pendapat orang lain, karena citra merupakan penggambaran tentang apa yang ada pada diri kita yang dipandang atau dilihat oleh orang lain.
2.      Pengertian Perawat
Pengertian perawat menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat maka pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Jadi dari pengertian perawat tersebut dapat diartikan bahwa seorang perawat bukan dari keahlian turun temurun, malainkan dengan memalui jenjang pendidikan perawat.
3.      Pengertian Ideal
Ideal diri adalah persepsi seseorang tentang bagaimana dia harus berperilaku sesuai dengan suatu standar tertentu. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkannya atau sejumlah aspirasi, tujuan atau nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial, dimana seseorang berusaha untuk mewujudkannya.


B.     Peran Perawat di Masyarakat
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Peran sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2.      Peran Sebagai Advokat  Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3.      Peran Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4.      Peran Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5.      Peran Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar  pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6.      Peran Konsultan
Peran di sini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.Peran ini dilakukan atas  permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7.      Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

8.      Peran Sebagai Penemu Kasus
Perawat berperan dalam mendeteksi dan menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit.
9.      Peran Sebagai Panutan ( Role Mode )
a.    Perawat menunjukan perilakunya sehari-hari di contoh oleh orang lain. Misalnya : mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat ( mengkonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan, olahraga teratur, tidak merokok, menyediakan waktu untuk istirahat dan relaks setiap hari, komunikasi efektif ).






BAB III
PEMBAHASAN
A.      Pandangan Masyarakat terhadap Perawat
Selama ini profesi perawat memiliki persepsi berbeda dikalangan masyarakat. Banyak masyarakat sekarang ini menganggap bahwa perawat hanyalah sekedar pembantu dokter,yang tanpa dokter perawat tidak dapat melakukan tugasnya dengan sempurna, anggapan ini telah menjadi penilaian utama terhadap profesi seorang perawat. Akibatnya banyak masyarakat yang menganggap bahwa profesi seorang perawat itu rendah.
Khususnya di Indonesia pandangan terhadap profesi perawat masih belum mendapat anggapan positif , anggapan masyarakat masih keliru tentang profesi seorang perawat. Di mata sebagian masyarakat perawat masih sering dinilai tidak memiliki ilmu dan tidak mandiri. Mungkin karena tingkat pendidikan seorang perawat yang kebanyakan hanya sampai akademi atau dengan kata lain hanya sampai D3 saja. Dengan begitu ilmu mereka kurang dan derajat mereka dengan rekan kerja pun lebih rendah. Maka dari itu profesi seorang perawat pun disepelekan. Anggapan ini masih belum bisa di hapus dari benak masyarakat ketika melihat pekerjaan seorang perawat di rumah sakit.
Selain itu penilaian semacam ini dapat disebabkan oleh ketidak tahuan masyarakat akan tugas seorang perawat. Tugas perawat yang langsung bersentuhan dengan pasien memengaruhi gambaran perawat secara keseluruhan. Segala kebutuhan pasien di rumah sakit dengan tingkat ketergantungan yang tinggi sangat membutuhkan bantuan perawat . Masyarakat sering melihat profesi perawat dalam kehidupan pasien sehari - hari, seperti ketika pasien mau makan, minum, mandi, buang air besar maupun kecil. Melihat tugas keseharian perawat seperti inilah yang membentuk pandangan masyarakat akan tugas seorang perawat tidak lebih dari seorang pembantu. Jika dikaji lebih dalam sebenarnya tanggung jawab seorang perawat itu sangat besar, di balik tugasnya yang harus memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat seorang perawat juga berperan dalam kesembuhan pasien. Bila perawat yang menangani pasien tidak profesianal maka pemenuhan kebutuhan kesehatan pasien pun akan terganggu. Obat yang bagus dan dokter yang hebat pun akan tidak berpengaruh jika perawatnya salah. Jadi peran perawat sangat besar dalam proses penyembuhan seorang pasien. Tanpa kita sadari, perawat sebenernya mengemban tugas yang berat. Mereka harus bisa menjadi seperti seorang dokter, apoteker, psikiater, psikolog bahkan teman yang dapat menjadi tempat curhat bagi pasien. Hal itu karena perawat memang harus memeriksa atau mendiagnosa, menyarankan obat, menjadi tempat curhat, memberi nasehat pada pasien, menemani pasien, bahkan hingga menjadi tempat pelampiasan pasien yang marah. Seorang perawat sering menjadi tempat pelampiasan kemarahan pasien, hal ini bisa terjadi ketika seorang pasien mengalami gangguan kejiwaan atau ketika pasien didiagnosa oleh seorang dokter mengidap penyakit tertentu, tentu pasien shock ketika mendengar berita tersebut. Dalam situasi seperti ini peran perawat sangat dibutuhkan terlebih-lebih untuk penenangan jiwa pasien.
B.       Perawat Ideal di Masyarakat
Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengemban fungsi dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada klien.


Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang menjawab ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata mereka. Mungkin kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua itu, pernyataan tersebut memiliki makna yang besar. Masyarakat ternyata sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik dalam arti lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat memberikan asuhan keperawatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang baik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat menjalankan tugasnya di rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan karena bisa membuat citra perawat menjadi tidak baik di mata masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti itulah yang memunculkan jawaban demikian dari masyarakat.
Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat.
Peran–peran tersebut diantaranya ialah peran sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi kenyaman dan peran sebagai komunikator.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling utama bagi seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi lebih baik di mata masyarakat. Seorang perawat profesional harus memahami landasan teoritis dalam melakukan praktik keperawatan. Landasan teoritis tersebut akan sangat berguna bagi perawat profesional saat menjelaskan maksud dan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak baik bagi terciptanya citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang cerdas, terampil dan profesional.
Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia. Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan yang baik. Seorang perawat profesional diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli, sikap ramah, sikap sopan, dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien pada saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa nyaman seperti apa yang diharapkannya.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra perawat di mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi pada saat ia menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah seharusnya seorang perawat profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik saat berhadapan dengan klien, keluarga maupun dengan siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan terkait kesehatan klien.


BAB IV
PENUTUP
A.       Kesimpulan
       Pandangan masyarakat Indonesia terhadap profesi perawat masih belum mendapat anggapan positif , anggapan masyarakat masih keliru tentang profesi seorang perawat. Di mata sebagian masyarakat perawat masih sering dinilai tidak memiliki ilmu dan tidak mandiri. Anggapan ini masih belum bisa di hapus dari benak masyarakat ketika melihat pekerjaan seorang perawat di rumah sakit. Selain itu penilaian semacam ini dapat disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat akan tugas seorang perawat. Tugas perawat yang langsung bersentuhan dengan pasien memengaruhi gambaran perawat secara keseluruhan. Segala kebutuhan pasien di rumah sakit dengan tingkat ketergantungan yang tinggi sangat membutuhkan bantuan perawat. Bila perawat yang menangani pasien tidak profesional maka pemenuhan kebutuhan kesehatan pasien pun akan terganggu.
     Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengemban fungsi dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada klien. Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Donny Nur Hamsyah.2012.Citra Perawat di Media Massa, http://donnynurhamsyah.blogspot.com/2012/09/citra-perawat-di-media-massa.html (diakses pada tanggal 28 Juli 2013)
Muhamad Reza P.2012.Peran dan Fungsi Perawat Profesional, http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/peran-dan-fungsi-perawat-profesional.html (diakses pada tanggal 28 Juli 2013)
Rani Setiani Sujana.2009. Peran Perawat Profesional dalam Membangun Citra Perawat Ideal di Mata Masyarakat, http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/ (diakses tanggal 28 Juli 2013)
Saputri mulyanna.2009.Citra Ideal Seorang Perawat, http://saputrimulyanna.blogspot.com/2009/04/citra-ideal-seorang-perawat-oleh-yana.html (diakses tanggal 28 Juli 2013)

Selasa, 23 April 2013

Hubungan Diabetes Mellitus dengan Metabolisme Karbohidrat



Diabetes mellitus dan metabolisme karbohidrat adalah dua mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam produksi maupun sistem kerja insulin, sedangkan insulin sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat. Akibatnya, penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat.
Insulin adalah hormon yang bertugas untuk menjaga kadar gula atau glukosa dalam darah. Setiap sel dalam tubuh membutuhkan suplai glukosa yang berkesinambungan untuk diproses menjadi energi. Sel tidak bisa secara langsung menyerap glukosa dari makanan. Ketika makan karbohidrat, tubuh akan merubah karbohidrat menjadi glukosa. Kemudian glukosa ini akan dibawa melalui aliran darah menuju sel-sel dalam tubuh. Namun, karena molekul glukosa tidak bisa menembus dinding sel maka diperlukan bantuan insulin untuk membuka sel-sel tubuh agar gula darah bisa memasuki sel-sel untuk kemudian diubah menjadi energi dan menjaga glukosa tetap berada dalam sel. Glukosa juga disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen kemudian diubah dalam jaringan adiposa menjadi lemak dan trigliserida. Insulin memfasilitasi proses tersebut. Insulin akan meningkatkan pengikatan glukosa oleh membran sel, meningkatkan level glikogen (glikogenesis) di hati, mengurangi pemecahan glikogen (glikogenolisis) di hati, meningkatkan sintesis asam lemak, menurunkan pemecahan asam lemak menjadi badan keton, dan membantu penggabungan asam amino menjadi protein.
Insulin disekresi sebagai respon atas meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma darah. Konsentrasi ambang untuk sekresi tersebut adalah kadar glukosa pada saat puasa yaitu antara 80-100 mg/dL. Respon maksimal diperoleh pada kadar glukosa yang berkisar dar 300-500 mg/dL. Insulin yang disekresikan dialirkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Gula darah yang tinggi merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin dalam jumlah yang tinggi. Peningkatan rasio gula darah disebabkan karena terjadi percepatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis yang terjadi pada hati. Jika hal ini berlangsung lama akan terjadi resistensi insulin, yaitu menurunnya kerja pankreas dalam menghasilkan insulin.
Penderita dengan kadar gula yang sangat tinggi maka gula tersebut akan dikeluarkan melalui urine. Gula disaring oleh glomerolus ginjal secara terus menerus, tetapi kemudian akan dikembalikan ke dalam sistem aliran darah melalui sistem reabsorpsi tubulus ginjal. Kapasitas ginjal mereabsorpsi glukosa terbatas pada laju 350 mg/menit. Ketika kadar glukosa sangat tinggi, filtrat glomerolus mengandung glukosa di atas batas ambang untuk direabsorpsi. Akibatnya kelebihan glukosa tersebut dikeluarkan melalui urine. Gejala ini disebut glikosuria, yang merupakan indikasi lain dari penyakit diabetes mellitus. Glikosuria ini megakibatkan kehilangan kalori yang sangat besar. (Mayes, 2003)
Gambaran klinis penyakit diabetes mellitus menurut Corwin (2001) antara lain sebagai berikut :
1.    Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )
Perubahan yang utama akibat hiperglikemia adalah hiperosmolalitas. Peningkatan konsentrasi glukosa darah dan osmolalitas darah menimbulkan dehidrasi.  Apabila konsentrasi glukosa darah melebihi ambang batas ginjal maka terjadi diuresis osmotik.  Diuresis osmotik inilah yang menimbulkan peningkatan pengeluaran urin (poliuria).
2.    Polidipsia (peningkatan rasa haus )
Polidipsia terjadi akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.  Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat pekat).  Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran Anti Diuretik Hormon (ADH) dan menimbulkan rasa haus.
3.    Polifagia (peningkatan rasa lapar )
Ketidaksediaan glukosa dalam sel juga mengakibatkan terjadinya glukoneogenesis secara berlebihan. Sel-sel hati akan meniungkatkan produksi glukosa dari substrat lain, salah satunya adalah dengan merombak protein. Asam amino hasil perombakan ditransaminasi sehingga dapat menghasilkan substrat atau senyawa antara dalam pembentukan glukosa. Peristiwa berlangsung terus-menerus karena insulin yang membatasi glukoneogenesis sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Glukosa yang dihasilkan kemudian akan terbuang melalui urine. Akibatnya, terjadi pengurangan jumlah jaringan otot dan jaringan adiposa secara signifikan. Penderita akan kehilangan berat tubuh yang hebat meskipun terdapat peningkatan selera makan (polifagia) dan asupan kalori normal atau meningkat.
Seorang penderita diabetes dianjurkan untuk berolahraga. Olahraga secara teratur sangat penting bagi penderita diabetes karena dapat mengontrol kadar gula darah serta menurunkan berat badan dan tekanan darah. Olahraga dapat membantu mengontrol kadar gula darah adalah karena pada saat olahraga, sel-sel di otot bekerja lebih keras sehingga lebih membutuhkan gula dan oksigen untuk dibakar menjadi tenaga dibandingkan saat beristirahat. Olahraga juga membantu kerja dari insulin karena gula dalam darah dialirkan ke dalam sel otot untuk dirubah menjadi energi sehingga otomatis kadar gula didalam darah akan menurun sehinga akan meringankan kerja dari insulin. Olahraga yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah olahraga aerobic low impact dan rithmis seperti senam, jogging, berenang dan naik sepeda. Porsi latihan juga harus diperhatikan. Penentuan porsi latihan tersebut harus memperhatikan intensitas latihan, lama latihan dan frekuensi latihan.

Senin, 08 April 2013

Kandungan Senyawa Kimia pada Tumbuhan Melinjo (gnetum gnemon) dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul............................................................................................. ii
Lembar Pengesahan............................................................................................ iii
Kata Pengantar................................................................................................... iv
Daftar Isi............................................................................................................ v
Daftar Tabel........................................................................................................ vii
Daftar Gambar.................................................................................................... viii
Ringkasan Karya Tulis Ilmiah............................................................................ ix
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3. Metode Pengumpulan Data............................................................. 1
1.4. Sistematika Penulisan...................................................................... 2
BAB II. TELAAH PUSTAKA......................................................................... 4
2.1. Tumbuhan Melinjo (gnetum gnemon).............................................. 4
2.1.1. Diskripsi Botani...................................................................... 4
2.1.2. Tempat Hidup........................................................................ 5
2.1.3. Daerah Penyebaran................................................................. 6
2.1.4. Varietas Melinjo..................................................................... 6
2.2. Pembudidayaan Tanaman Melinjo.................................................. 6
2.2.1. Cara Menanam Pohon Melinjo............................................... 6
2.2.2. Cara Merawat Pohon Melinjo................................................ 8
BAB III. KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon)................................. 11
3.1. Antioksidan..................................................................................... 11
3.2. Purina............................................................................................... 12
3.3. Alkaloida......................................................................................... 14
3.4. Saponin............................................................................................ 15
3.5. Asam Folat...................................................................................... 15
BAB IV.  KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon) YANG
                 BERMANFAAT BAGI KESEHATAN........................................... 17
4.1. Khasiat Melinjo Berdasarkan Kandungan
        Senyawa Kimia.............................................................................. 17
        4.1.1. Antioksidan dari Biji Melinjo Meningkatkan Daya Tahan
                    Tubuh................................................................................. 18
        4.1.2. Vitamin A yang Terkandung pada Daun Melinjo............... 19
        4.1.3. Manfaat Lain dari Melinjo.................................................. 22
BAB V. HASIL OLAHAN MELINJO (gnetum gnemon)............................... 23
5.1. Emping Melinjo............................................................................... 23
5.2. Teh Melinjo...................................................................................... 24
BAB VI. PENUTUP.......................................................................................... 27
6.1. Kesimpulan...................................................................................... 27
6.2. Saran................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA



RINGKASAN KARYA TULIS ILMIAH

Melinjo (Gnetum gnemon L) adalah tanaman tahunan yang tumbuh dengan baik di daratan rendah dan tinggi yang tidak lebih dari 1200 m dpl. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah liat, lempung dan tanah berpasir. Tanaman melinjo mulai berbuah pada umur 3-4 tahun. Buah melinjo digunakan untuk pembuatan keripik (emping) dan buah muda dijadikan sayur. Daun melinjo yang masih muda dan bunga melinjo juga dapat dijadikan sayur. Pohon melinjo yang tidak produktif ditebang dan kayunya dapat dijadikan papan dan alat-alat masak. Kulit tanaman ini juga berguna, yaitu dapat diolah menjadi tali.
Buah melinjo dapat dipetik untuk dijadikan emping 4 bulan setelah pembentukan buah dimulai. Dalam setahun, buah melinjo dapat dipanen sampai 2 kali. Melinjo dapat ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara. Sedangkan di Indonesia baru dibudidayakan di sebagian wilayah Indonesia, seperti Jawa dan Sumatra. Namun masih banyak masyarakat yang belum tahu apa kandungan yang terdapat pada tumbuhan melinjo itu sendiri, padahal mereka telah mengenal, memanfaatkan dan mengkonsumsi hasil olahan dari tumbuhan ini.
Hal-hal tersebut di atas, menjadi dasar mengapa saya tertarik untuk mengungkap “Kandungan Senyawa Kimia pada Tumbuhan Melinjo (gnetum gnemon) dan Manfaatnya Bagi Kesehatan”. Berdasarkan data-data yang saya paparkan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : bagaimana cara membudidayakan melinjo; apa kandungan yang terdapat pada melinjo; apa manfaat melinjo bagi kesehatan; dan apa hasil olahan melinjo.
Penelitian menujukkan bahwa melinjo mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain: Antioksidan pada biji melinjo yang nilainya setara dengan antioksidan pada vitamin C. Antioksidannya bersumber dari konsentrasi protein yang cukup tinggi pada melinjo. Antioksidan merupakan zat paling ampuh sebagai penangkal radikal bebas, penyebab kanker, dan mempercepat proses penuaan. Selain itu pada daun melinjo muda terdapat sumber vitamin A yang baik,  yang berfungsi sebagai pencegah kanker dan mempermudah proses persalinan.
Melinjo dapat diolah menjadi bahan pangan dan merupakan komoditi ekspor di Indonesia. Hasil olahan melinjo yaitu emping melinjo, sayur asem, lodeh, teh melinjo dan lain-lain. Ternyata melinjo yang dikenal pahit dan pemicu asam urat karena kandungan purinnya, memiliki banyak manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh, pencegah kanker, penuaan dini, memperlancar proses kehamilan dan masih banyak lagi.
Dengan demikian beberapa kandungan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan melinjo (gnetum gnemon) bermanfaat bagi kesehatan.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Menyebut melinjo, sebagian besar orang mungkin lebih mengenalnya sebagai bahan baku emping dengan rasa khasnya yang pahit. Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua. Biji melinjo tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.
Melinjo atau dalam bahasa ilmiahnya (gnetum gnemon) merupakan salah satu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia Tropik, Melanisia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal pula dengan nama belinjo, melinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda), bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), atau khalet (bahasa Kamboja). Melinjo berbeda dengan anggota gnetum lainnya yang biasanya merupakan liana. Melinjo banyak ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama dimanfaatkan buah dan daunnya.
1.2. Rumusan Masalah
1)     Bagaimana cara membudidayakan melinjo.
2)     Apa kandungan yang terdapat pada melinjo.
3)     Apa manfaat melinjo bagi kesehatan.
4)     Apa hasil olahan melinjo.
1.3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data-data yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah ini adalah :
1)   metode studi keperpustakaan
Metode pengumpulan data dengan mengumpulkan dan menganalisa beberapa sumber bacaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
      1.1. Latar Belakang
      1.2. Rumusan Masalah
      1.3. Metode Pengambilan Data
      1.4. Sistematika Penulisan
BAB II. TELAAH PUSTAKA
2.1. Tumbuhan Melinjo (gnetum gnemon)
2.1.1. Deskripsi Botani
2.1.2. Tempat Hidup
2.1.3. Daerah Penyebaran
2.1.4. Varietas Melinjo
2.2. Pembudidayaan Tanaman Melinjo
2.2.1. Cara Menanam Pohon Melinjo
2.2.2. Cara Merawat Melinjo
BAB III. KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon)
3.1. Antioksidan
3.2. Purina
3.3. Alkaloida
3.4. Saponin
3.5. Asam Folat
BAB IV. KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon) YANG BERMANFAAT BAGI KESEHATAN
4.1. Khasiat Melinjo Berdasarkan Kandungan Senyawa Kimia
4.1.1. Antioksidan dari Biji Melinjo Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
4.1.2. Vitamin A yang Terkandung pada Daun Melinjo
4.1.3. Manfaat Lain dari Melinjo
BAB V. HASIL OLAHAN MELINJO (gnetum gnemon)
5.1. Emping Melinjo
5.2. Teh Melinjo
BAB VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1. Tumbuhan Melinjo (gnetum gnemon)
2.1.1. Deskripsi Botani
Melinjo merupakan tumbuhan tahunan terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua. Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan dapat menghasilkan sebanyak 80-100 kg. Tinggi rata-rata pohon melinjo adalah 5-10 m, apabila tidak dipangkas dapat mencapai ketinggian 25 m dari permukaan tanah. Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif, misalnya: mencangkok, okulasi, penyambungan dan stek.
Melinjo berperawakan pohon yang ramping, berjenis kelamin dua dan selalu hijau, dengan batang yang lurus, kulit batangnya berwarna kelabu, ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara nyata, cabangnya bebagai ukuran dan letaknya melingkari batang hingga pangkal cabang. Daun melinjo saling berhadapan, berbentuk jorong, berukuran (7,5-20) cm x (2,5-10) cm, tulang daun sekunder melengkung dan bersatu di ujungnya. Perbungaannya menyendiri dan keluar dari ketiak daun, juga dari batang yang telah tua, panjangnya 3-6 cm dengan bunga-bunganya tersusun dalam bentuk lingkaran di buku-bukunya. Bunga betina sebanyak 5-8 kuntum pada setiap buku perbungaan, bentuknya bundar dan melancip ke ujungnya.  Bunga betina berupa butiran-butiran besar dan daunnya agak bundar.  Sedangkan bunga jantan berupa butiran-butiran kecil , daunnya agak panjang. Buahnya mirip buah geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-5 cm, berembang (apiculate) pendek, berbulu halus, mula-mula berwarna kuning kemudian berubah menjadi merah sampai lembayung  jika matang.
Proses embriogenesisnya belum tuntas sewaktu biji itu jatuh dari pohon, perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu biji sudah tergeletak di tanah. Biji itu memerlukan waktu beberapa bulan sampai 1 tahun untuk mulai berkecambah. Fase yuwananya berlangsung 5-8 tahun. Muncul ranting secara serempak dan pembungaannya berlangsung terus-menerus sepanjang tahun, tetapi keadaan iklim menyebabkan adanya tingkatan kesinkronan yang seringkali menjurus terjadinya 2 kali masa panen per tahunnya.
  • Ø Klasifikasi Ilmiah
Gambar 1. Tumbuhan Melinjo
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom           : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom      : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi      : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi                 : Gnetophyta
Kelas                 : Gnetopsida
Ordo                  : Gnetales
Famili                : Gnetaceae
Genus                : Gnetum
Spesies              : gnetum gnemon
2.1.2. Tempat Hidup
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah liat atau tanah lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0-1200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60x60x75 cm, dengan jarak tanam 6-8 m. Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi. Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung.
2.1.3. Daerah Penyebaran
Tanaman melinjo diperkirakan berasal dari Semenanjung Malaysia. Melinjo dapat ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara, dan tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam dan sebelah timur Fiji. Sedangkan di Indonesia baru dibudidayakan di sebagian wilayah Indonesia, seperti Jawa dan Sumatra.
2.1.4. Varietas Melinjo
Berdasarkan buahnya di kawasan jawa tengah dan daerah istimewa Yogyakarta dikenal 3 varietas melinjo,yaitu :
  1. Varietas kerikil
Melinjo varietas ini menghasilkan biji melinjo dengan ukuran kecil sekitar 1 cm, bentuknya agak bulat. Setiap pohonnya dapat berbuah sangat lebat.
  1. Vatietas ketan
Menghasilkan biji dengan ukuran sekitar 2,7 cm dan ramping. Dibandingkan dengan melinjo varietas kerikil, melinjo jenis ini jauh lebih besar dan jumlah buah tiap pohon hamper sebatas varietas kerikil.
  1. Varietas gentong
Varietas ini menghasilkan biji paling besar, bentuknya tambun, panjangnya hamper sama dengan varietas ketan. Namun buah pada varietas gentong tidak begitu lebat.
2.2. Pembudidayaan Tanaman Melinjo
2.2.1. Cara Menanam Pohon Melinjo
Pohon melinjo dapat ditanam dengan 3 cara, yaitu :
1)      dengan biji
2)      dengan mencangkok
3)      dengan stek batang
Berikut ini penjelasan tentang cara menanam melinjo:
1)     Cara menanam dengan biji
Menanam melinjo dengan bijinya memerlukan waktu yang lama untuk memetik hasilnya. Keuntungan menanam dengan biji yaitu pohon melinjo akan memperoleh akar yang kuat. Sedangkan kelemahannya, pohon melinjo yang ditanam dengan biji akan berbuah setelah umur 7 atau 8 tahun.  Berikut ini cara menanam melinjo dengan bijinya :
 a. Pilih melinjo yang baik dan sudah tua.
 b. Kupas biji, kemudian jemur hingga kering.
 c. Kulit tempurung digosok dengan amplas.
 d. Letakkan dalam sebuah persemaian berukuran 60x60 cm. tanah persemaian adalah tanah yang gembur yang dicampur pasir dan pupuk.kan waktu.
 e. Sekitar 6 bulan setelah tumbuh lalu dipindahkan ke plastik dan biarkan tumbuh hingga 1 sampai 2 bulan.
 f. Pindah ke lubang yang berkuran 40x40 cm, dengan kedalaman 30 cm. Tanah dalam lubang disusun dari pupuk kandang/kompos.
 g.  Jarak antar tanaman 5 meter.

2)     Cara menanam dengan mencangkok
Cara lain untuk menanam melinjo adalah dengan mencangkok. Keuntungan menanam dengan cangkok ialah mempersingkat masa untuk berbuah. Tanaman melinjo yang dicangkok akan berbuah setelah berumur 3 atau 4 tahun. Sedangkan kelemahannya, akar pohon melinjo hasil cangkokan akarnya tidak cukup kuat. Berikut ini cara menanam melinjo dengan mencangkok :
 a.  Pilih cabang yang cukup besar kira-kira berpenampang 3 atau 4 cm.
 b.  Batang dikerat dua bagian.
 c.  Keratan tersebut dikupas dan dibersihkan lendirnya.
 d. Diberi tanah gembur bercampur pupuk lalu dibungkus dengan serabut atau merang, kemudian diikat.
 e.  Setelah keluar akar-akarnya, kemudian dikerat atau digergaji bagian bawahDiberi tanah gembur bercampur pupuk lalu dibungkus dengan serabut atau merang, kemudian diikat.
 f.   Setelah keluar akar-akarnya, kemudian dikerat atau digergaji bagian bawahnya.
 g.  Ditanam dalam lubang berukuran 50x50x50 cm. Lubang tersebut telah diberi pupuk kandang atau kompos.

3)      Cara menanam dengan stek
Diantara cara-cara yang disebutkan di atas, cara menanam dengan stek batang adalah cara paling mudah. Menanam dengan cara stek harus dipilihkan tempat yang banyak mengandung air, atau pada musim penghujan. Berikut ini cara menanam dengan stek :
 a.    Memilih batang yang baik
 b.    Buang ranting-ranting kecil serta bagian pucuk. Ambil satu meter panjangya.
 c.    Tanamlah pada lubang yang telah tersedia. Lubang berukuran 50x50x50 cm.
 d.    Untuk menghindari panas matahari, dibuatkan peneduh.
 e.    Sirami setiap saat atau pilih tempat yang banyak mengandung air.

2.2.2. Cara Merawat Pohon Melinjo
Merawat pohon melinjo dimulai dari menanamnya hingga dewasa. Merawat pohon melinjo berarti juga menghindari kerusakan atau kematian pohon tersebut. Perawatan dilakukan terus menuerus hingga pohon melinjo tidak menghasilkan. Perawatan pohon melinjo termasuk mudah, tanaman ini bukan tanaman yang membutuhkan perawatan dengan biaya yang tinggi. Namun perawatan harus dilakukan, meskipun sangat sederhana.
Pemeliharaan tanaman melinjo terdiri dari pemupukan, penyiraman, penyiangan, pemberantasan hama/penyakit dan pemangkasan.
1)     Pemupukan
Pemberian pupuk secara rutin akan menambah produksi, pupuk yang akan diberikan adalah pupuk organik (ppk.kandang) dan pupuk anorganik. Pupuk kandang diberikan 2 kali dalam setahun terutama pada tanaman muda.
2)     Penyiraman
Tanaman pada umur muda perlu dilakukan penyiraman, terutama pada musim kemarau agar pertumbuhan tanaman baik. Penyiraman dengan banyak air setelah diberi pupuk kimia perlu dilakukan, agar pupuk segera diserap akar tanaman.
3)     Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan agar gulma yang mengganggu hilang, terutama pada tanaman berumur muda, sebaliknya penyiangan dilakukan dengan pendamngiran agar udara bisa masuk kedalam tanah.
4)     Pemangkasan
Manfaat dari pemangkasan cabang - cabang melinjo antara lain :
  •  Percabangan menjadi banyak dan tanaman tidak terlalu tinggi.
  •  Daun muda serta bunga muda sebagai bahan sayuran akan tumbuh banyak.
  •  Tanaman asal bibit cangkokan, pemangkasan dapat mencegah tumbangnya tanah.
  •  Memudahkan perawatan dalam menghilangkan tanaman benalu, penyemprotan.
  •  Mempermuda tanaman yang sudah tua.
  •  Mempercepat tanaman berbunga/berbuah.
5)     Pengendalian Hama / Penyakit
  •  Hama-hama yang diketemukan dalam tanaman melinjo masih belum begitu merugikan sehingga belum perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi. Apabila ada yang ingin mencegah serangan hama, maka dianjurkan menggunakan pestisida Demicron dengan dosis 1 - 2 gram per liter air.
  •  Pengendalian hama yang efektif, yaitu untuk mencegah serangan hama melalui pengendalian secara mekanik, yaitu dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar.
  •  Penyakit - penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit layu pembuluh bakteri, penyakit hawar daun bakteri dan penyakit hawar daun cendawan. Pengendalian penyakit layu pembuluh bakteri dapat dilakukan dengan cara eradikasi (membasmi) tanaman yang sakit, untuk encegah penyebarannya kita harus membersihkan alat-alat yang digunakan untuk menolong tanaman yang sakit, pengendalian penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan dapat dilakukan dengan memusnah kan bagian tanaman yang sakit.

BAB III
KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon)

3.1. Antioksidan
Antioksidan merupakan zat yang mampu meperlambat atau mencegah proses oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik. Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat di alam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkal radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain viamin E, vitamin C, dan karotenoid.
Semua bagian tanaman melinjo bersifat antioksidan. Kemampuannya berturut-turut adalah 37,27 mg, 36,66 mg, 34,08 mg, dan 32,52 mg VCEAC (Vitamin C Equivalent Antioxidant Capacity). Pada biji melinjo mengandung antioksidan tinggi yang setara dengan vitamin C. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi tinggi, yaitu 9-10 % dalam setiap biji melinjo. Protein utamanya didominasi jenis berukuran 30 kilo Dalton yang efektif untuk menghabiskan radikal bebas, penyebab berbagai macam penyakit. Potensi besar yang terkandung didalam sebutir biji melinjo (gnetum gnemon) menjadikan melinjo sebagai sumber protein yang cocok untuk dijadikan sebagai suplemen makanan nutraceutical, substansi yang mempunyai manfaat bagi kesehatan, termasuk mencegah dan mengobati penyakit. Apalagi bijinya mudah diperoleh, namun sampai sekarang belum ada studi tentang penggunaan protein biji melinjo sebagai sumber antioksidan. Jika pemanfaat peptide antioksidan dari hidrolisis biji melinjo ini berhasil, akan tersedia suplemen nutraceutical alami yang murah.
Jepang juga sudah melirik potensi antioksidan dari biji famili Gnetaceae ini. Melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginkgo Biloba yang ada di Jepang. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi orang Jepang. Glinkgo adalah spesies pohon hidup tertua, yang tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun Ginkgo juga mempunyai khasiat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun.
Melinjo memiliki ketahanan terhadap penyakit, baik bakteri, jamur, maupun hama. Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo dari daun, kulit batang, akar, sampai biji,protein paling potensial adalah dari biji. Dari fraksi protein itu, ditemukan fungsi lain melinjo sebagai antimikroba alami. Itu berarti protein melinjo juga dapat dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru  untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Peptide Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan mempunyai potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.
3.2. Purina
Purina adalah sebuah senyawa organik heterosiklik aromatik, yang terdiri dari cincin pirimidina dan cincin immidazola yang bergandeng sebelahan. Purina merupakan salah satu dari dua grup basa nitrogen. Purina termasuk purina-purina bersubstitusi dan berbagai tautomernya adalah heterosiklik bernitrogen yang paling banyak tersebar di alam. Purina ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam daging dan produk daging, terutama organ dalam seperti hati dan ginjal. Makanan dari tumbuhan biasanya mengandung sedikit Purina. Contoh makanan yang mengandung banyak  purina adalah roti manis, teri, sardine, hati, ginjal sapi, otak, ekstrak daging, hering, makerel, kerang, daging hewan liar dan gravy. Purina juga cukup banyak terdapat pada daging babi, unggas, ikan, dan makanan laut lainnya. Sayuran yang mengandung Purina antara lain asparagus, bunga kubis, bayam, jamur, buncis, melinjo, kangkung, rebung dan lain-lain.
Tabel 1. Kadar purin dalam berbagai makanan      
Makanan
Purin
(mg/100 g)
Usus
854
Babat
470
Paru
398
Daging sapi
385
Daun melinjo
366
Kangkung
298
Bayam
290
Kacang tanah
236
Melinjo
223
Tempe
141
Sumber: Cahanar dan Suhandi
Melinjo memicu asam urat lantaran mengandung purin cukup tinggi. Kadar purin pada daun melinjo 366 mg per 100 gram bahan. Sedangkan pada bijinya 223 mg per 100 gram. Konsumsi melinjo berlebihan menyebabkan asam urat menumpuk di jaringan tubuh. Asam urat merupakan hasil akhir metabolism purin. Tubuh menyediakan 85% purin untuk kebutuhan metabolisme setiap hari. Itu artinya pasokan purin dari makanan hanya dibutuhkan 15%. Namun, apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan menyebabkan asam urat. Konsumsi berlebihan dan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng emping hasil olahan melinjo tersebut yang menyebabkan kadar asam uratnya meningkat. Jadi, bukan melinjo itu sendiri yang menyebabkan asam urat, karena apabila disiapkan dalam bentuk makanan lain tanpa minyak dan tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak akan menyebabkan peningkatan asam urat. Justru berdampak baik bagi kesehatan, sebab melinjo (gnetum gnemon) mengandung antioksidan kuat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
3.3. Alkaloida
Dalam dunia medis, istilah alkaloid telah lama menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini, baik untuk mencari senyawa alkaloid baru ataupun untuk penelusuran bioaktifitas. Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.
Berdasarkan literatur, diketahui bahwa hampir semua alkaloid di alam mempunyai keaktifan biologis dan memberikan efek fisiologis tertentu pada mahluk hidup. Sehingga tidaklah mengherankan jika manusia dari dulu sampai sekarang selalu mencari obat-obatan dari berbagai ekstrak tumbuhan. Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa ahli pernah mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion.
Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Kebanyakan alkaloid berbentuk padatan kristal dengan titik lebur tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Alkaloid dapat juga berbentuk amorf atau cairan. Dewasa ini telah ribuan senyawa alkaloid yang ditemukan dan dengan berbagai variasi struktur yang unik, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit.
Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis alkaloid.
Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, merupakan gudang bagi tersedianya senyawa-senyawa alkaloid yang berkhasiat. Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung atom nitrogen yang tersebar secara terbatas pada tumbuhan. Alkaloid kebanyakan ditemukan pada Angiospermae dan jarang pada Gymnospermae dan Cryptogamae. Senyawa ini cukup banyak jenisnya dan terkadang memiliki struktur kimia yang sangat berbeda satu sama lain, meskipun berada dalam satu kelompok.
3.4. Saponin
Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung terhadap seranga serangga.
Sifat-sifat Saponin adalah:
1)     Mempunyai rasa pahit
2)     Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3)     Menghemolisa eritrosit
4)     Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5)     Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksi steroid lainnya
6)     Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7)     Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris yang mendekati.
3.5. Asam Folat
Folasin atau asam folat termasuh vitamin yang jarang dikenal masyarakat Indonesia meskipun peranannya sangat penting bagi tubuh manusia. Bahan-bahan pangan yang menjadi sumber folat masih belum banyak diketahui dan diteliti. Penentuan kandungan folat dalam makanan merupakan masalah analitik yang sulit karena bentuk biologi aktif vitamin ini sangat beragam yang secara alami berada dalam ikatan poliglutamat (Stokstad et al. dalam Gregory al., 1982). Folat sensitif terhadap panas, asam kuat, oksidasi dan cahaya. Karena itu komponen ini sukar untuk diekstrak dari makanan tanpa teroksidasi atau terdekonyugasi (Niekerk, 1982). Daun melinjo memiliki kadar asam folat, dihidrofolat, dan asam folonik yang cukup tinggi. Konsentrasinya dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 2. Hasil analisis komponen folat sayuran  
Jenis Sayuran
Kosentrasi (ug/g)
Asam folat
Dihidrofolat
Asam folinik
Jumlah
Kubis
1,35
0,10
2,80
4,25
Brokoli
0,90
0,15
2,30
3,35
Kailan
1,10
0,75
7,05
8,90
Sawi Hijau
5,20
-
1,75
6,95
Selada
2,60
0,30
0,95
3,85
Bayam
1,25
1,20
3,90
6,25
Daun singkong
-
13,65
8,40
22,05
Daun melinjo
1,5
9,80
24,20
45,50
Katuk
-
1,35
4,40
5,75
Daun Lobak
-
1,15
1,80
2,75
Sumber: Teknologi dan Industri Pangan, tahun 1994

BAB IV
KANDUNGAN MELINJO (gnetum gnemon) YANG BERMANFAAT BAGI KESEHATAN

4.1. Khasiat Melinjo Berdasarkan Kandungan Senyawa Kimia
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan beraneka ragam flora dan fauna. Keanekaragaman ini (terutama tumbuhan) mengundang pehatian banyak orang untuk memilih jalur alternatif dalam pengobatan, mengingat terlalu banyak efek samping dari produk obat-obatan sintetis. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kecenderungan masyarakat memilih produk yang alamiah, maka semakin gencar penelitian tentang kandungan-kandungan kimia penting dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan dalam pengembangan obat baru. Penelitian biasanya menggunaan metode analisis fitokimia, dimana metoda ini membahas secara sistematis tentang berbagai senyawa kimia, terutama dari golongan senyawa organik yang tedapat dalam tumbuhan, proses biosintesis metabolisme, dan perubahan-perubahan lain yang terjadi pada senyawa kimia tersebut beserta sebaran dan fungsi biologisnya.
Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan merupakan hasil metabolisme dari tumbuhan itu sendiri. Dari hasil penelitian banyak ahli tak jarang senyawa kimia ini memiliki efek fisiologi dan farmakologi yang bermanfaat bagi manusia. Senyawa kimia tersebut lebih dikenal dengan senyawa metabolit sekunder yang merupakan hasil dari penyimpangan metabolit primer tumbuhan. Senyawa tersebut adalah golongan alkaloid, steroid, terpenoid, fenol, flavonoid, dan saponin.
Dalam uji fitokimia dapat dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap senyawa aktif metabolit sekunder tersebut, sehingga potensi relatif dari masing-masing tanaman dapat diukur. Pada masa lalu manusia juga telah mengenal pengobatan dari bahan alami, walau pengetahuan mereka tentang khasiat dari tumbuhan tersebut hanya sebatas pengalaman dan tradisi tanpa ada pembuktiannya secara klinis. Walaupun demikian pengobatan seperti ini masih digunakan sampai sekarang. Pengobatan dengan cara demikian dikenal dengan pengobatan tradisional. Pada ramuan obat tradisional bahan-bahannya berasal dari tanaman baik berupa akar, batang, daun, maupun bunga atau dapat juga berasal dari hewan dan bahan-bahan mineral.
Banyak faktor yang mempengaruhi kandungan kimia dalam tanaman, seperti kesuburan tanah tempat tumbuh (kandungan zat makanan), iklim lingkungan, waktu panen, umur, cara pengolahan dan sebagainya. Sehingga pengolahannya memerlukan perlakuan khusus, selain keseragaman dosis juga perlu adanya standarisasi agar manfaat dan keamanannya dapat diperhitungkan layaknya obat-obatan modern. Obat-obatan tradisional dapat dogolongkan menjadi jamu dimana khasiatnya hanya berdasarkan pengalaman tanpa adanya pengujian baik klinis maupun praklinis, herbal terstandar dimana efek farmakologinya telah melalui uji praklinis dan fitofarmaka dimana efek farmakologinya telah melalui uji klinis.
4.1.1. Antioksidan dari Biji Melinjo Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Dibalik tudingan sebagai penyebab asam urat, melinjo menawarkan khasiat luar biasa. Setelah diteliti, biji melinjo mengandung antioksidan tingkat tinggi yang nilainya setara dengan antioksidan pada vitamin C. Antioksidannya bersumber dari konsentrasi protein yang cukup tinggi pada melinjo. Antioksidan merupakan zat paling ampuh sebagai penangkal radikal bebas, penyebab kanker, dan mempercepat proses penuaan. Sebenarnya, tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas, hanya saja bila jumlahnya terlalu berlebihan maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga timbul sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat. Hanya saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini.
Pada umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal serangan radikal bebas karena di dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu melawannya. Tetapi karena manusia secara alami mengalami degradasi atau kemunduran seiring dengan peningkatan usia, akibatnya pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik. Sehingga kerusakan jaringan terjadi secara perlahan-lahan. Contohnya, kulit menjadi keriput karena kehilangan elastisitas jaringan kolagen serta otot, terjadinya bintik pigmen kecoklatan /flek pikun, parkinson, alzheimer,  karena dinding sel saraf yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda merupakan serangan empuk dari radikal bebas. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya. Untuk menyeimbangkan kadar antioksidan dan radikal bebas, perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan tinggi seperti biji melinjo.
Tabel 3. Kandungan Gizi Biji Melinjo Tiap 100 Gram Bahan
Komposisi
Biji
Kalori (kal)
66
Protein (g)
5
Lemak (g)
0.7
Karbohidrat (g)
13.3
Kalsium (mg)
163
Fosfor (mg)
75
Besi (mg)
2.8
Vitamin A (S.I)
1000
Vitamin B1 (mg)
0.1
Vitamin C (mg)
100
Air (g)
80
Sumber :direktorat gizi DepKes RI, 1979

4.1.2. Vitamin A yang Terkandung pada Daun Melinjo
Daun melinjo muda merupakan sumber vitamin A yang baik. Daun melinjo kaya akan protein, mineral, vitamin A dan vitamin C (Verheij and Coronel, 1997), namun belum ada informasi data kuantitif untuk itu. Rumus Kimia dari Vitamin A adalah C20H30O dan mempunyai berat molekul 286.456 g/mol . Senyawa ini cukup banyak jenisnya dan terkadang memiliki struktur kimia yang sangat berbeda satu sama lain, meskipun berada dalam satu kelompok. Klasifikasi Pengelompokan alkaloid biasanya didasarkan pada prekursor pembentuknya. Sumber vitamin A dapat dibedakan atas preformed vitamin A (vitamin A bentuk jadi) dan provitamin A (bahan baku vitamin A). Vitamin A bentuk jadi atau retinol merupakan vitamin A yang bersumber dari pangan hewani, seperti: daging, susu dan olahannya (mentega dan keju), kuning telur, hati ternak dan ikan, minyak ikan (cod, halibut, hiu). Provitamin A atau korotenoid umumnya bersumber dari: sayuran berdaun hijau gelap (bayam, singkong, sawi hijau, melinjo), wortel, labu, ubi jalar kuning atau merah, buah-buahan berwarna kuning (pepaya, mangga, apricot, peach), serta minyak sawit merah. Kandungan gizi pada daun melinjo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Kandungan Gizi Daun Melinjo Tiap 100 Gram Bahan.
Komposisi
Daun Melinjo
Kalori (kal)
99
Protein (g)
5
Lemak (g)
1.3
Karbohidrat (g)
21.3
Kalsium (mg)
219
Fosfor (mg)
82
Besi (mg)
45
Vitamin A (S.I)
10000
Vitamin B1 (mg)
0.09
Vitamin C (mg)
182
Air (g)
70
Sumber :direktorat gizi DepKes RI, 1979
Fungsi penting vitamin A yang terkandung pada daun melinjo
1)     Pencegah kanker
Suatu penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara betakaroten dan vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner dan kanker. Hal ini terkait dengan fungsi betakaroten dari vitamin A sebagai antioksidan yang mampu melawan radikal bebas. Kemampuan retinoid dalam memengaruhi perkembangan sel epitel dan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan, berpengaruh terhadap pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantong kemih. Betakaroten bersama dengan vitamin E dan C telah berperan aktif sebagai antioksidan untuk mencegah berbagai kanker.
2)     Memperlancar proses persalinan
Rendahnya status vitamin A saat hamil akan berdampak pada keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A saat hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan janin dan persiapan menyusui. Khasiat lain dari daun melinjo adalah untuk melancarkan proses persalinan. Beberapa literatur menyebutkan, secara empiris daun melinjo dapat mempermudah persalinan. Kebiasaan menggunakan daun melinjo untuk mempermudah proses melahirkan ini sudah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, tetapi belum ada penelitian khusus tentang hal ini. Berikut ini  cara pengolahannya 
 a.  Ambil beberapa lembar daun melinjo yang tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda.
 b. Cuci hingga bersih, lalu diiris-iris seperti halnya irisan daun tembakau dengan arah irisan melintang.
c.   Setelah itu, jemur dibawah sinar matahari hingga betul-betul kering.
d.  Bila akan digunakan, ambil secukupnya dan seduh dengan  air panas seperti halnya membuat air teh.
e.  Minum air tersebut setiap hari 2 kali ketika usia kehamilan sudah mencapai 8 bulan lebih.
4.1.3. Manfaat Lain dari Melinjo
Selain yang disebutkan diatas, melinjo memiliki beberapa manfaat yang dapat diambil dari tumbuhan tersebut. Berikut beberapa manfaat yang dapat diambil dari tanaman melinjo :
  • Antimikroba Alami
Dari dua fraksi protein yang terkandung dari biji melinjo, yaitu kandungan phenolik, dan flavonoid, ditemukan fungsi lain melinjo sebagai antimikroba alami. Itu berarti protein melinjo juga dapat dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan bakteri. Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif. Sumber protein fungsionalnya cocok untuk dijadikan sebagai suplemen makanan nutraceutical, substansi yang punya manfaat bagi kesehatan, termasuk mencegah dan mengobati penyakit.
  • Peluruh / melancarkan Air Seni
Caranya : Kukus 50 g kulit melinjo, dan kemudian di makan sekaligus. Lakukan beberapa hari hingga lancar.
  • Melembutkan rambut
Caranya : Tumbuk hingga halus segenggam daun melinjo, kemudian gunakan untuk membaluri seluruh bagian rambut. Ulangi beberapa kali, hal ini dapat membantu menjadikan rambut menjadi lebih lemas dan lembut.
  • Mengobati Anemia dan Busung lapar
Caranya : Konsumsi daun dan buah melinjo yang sudah di masak sebelumnya, atau di jadikan sayur. Konsumsi secara teratur.

BAB V
HASIL OLAHAN MELINJO (gnetum gnemon)

5.1. Emping Melinjo
Emping melinjo adalah produk dari biji melinjo bagian dalam yang pembuatannya dilakukan dengan merebus, kemudian dipipihkan dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Hingga saat ini belum banyak dilakukan penelitian mengenai nilai gizi emping melinjo. Karena emping melinjo umum dikonsumsi masyarakat Indonesia bahkan sudah merupakan komoditi eksport, maka dipandang perlu untuk mengetahui sejauh mana keuntungan dan kerugian bahan makanan tersebut terhadap kesehatan. Keuntungan yang diperoleh antara lain :
  • Emping melinjo kering dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigiliserida dalam plasma.
  • Emping sangat baik untuk dikonsumsi oleh mereka yang mengidap penyakit kencing manis.
Tabel 5. Kandungan Gizi Emping Melinjo Tiap 100 Gram Bahan.
Komposisi
Emping Melinjo
Kalori (kal)
345
Protein (g)
120
Lemak (g)
1.5
Karbohidrat (g)
71.5
Kalsium (mg)
100
Fosfor (mg)
400
Besi (mg)
5
Vitamin A (S.I)
-
Vitamin B1 (mg)
0.2
Vitamin C (mg)
-
Air (g)
13
Sumber :direktorat giziDepKes RI, 1979
Namun emping melinjo mengandung purin berjumlah 50-150 mg per 100 gr bahan resep makanan. Hal ini menunjukkan bahwa emping termasuk dalam kelompok bahan resep makanan yang mengandung purin kategori sedang. Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pangan nabati penyebab utama asam urat adalah emping yang menyumbang hampir 80%, penyebab lainnya adalah bayam 60% dan daun melinjo 57%. Kandungan gizi dalam emping selain karbohidrat juga mengandung lemak, protein, mineral dan vitamin B. Menurut Yani Mariza Syofia, SKM, Staf Penetitian Bag. Gizi Divisi Geriatri RSCM-FKUI, emping juga mengandung serat, zat besi, kalsium yang juga diperlukan untuk tubuh. Namun, emping hanya merupakan panganan camilan bagi tubuh sehingga tetap harus memperhatikan kebutuhan kalorinya. Tentunya jika berlebihan dapat menyebabkan asam urat dan kegemukan.
5.2. Teh Melinjo
Salah satu alternatif untuk memodifikasi sajian dari melinjo adalah dengan mengolahnya menjadi suatu produk olahan di luar emping dan sejenisnya. Melinjo (gnetum gnemon) merupakan salah satu komoditas lokal yang mempunyai banyak manfaat. Salah satu yang sekarang ini sedang dikembangkan ialah kandungan revansterol dari melinjo. Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa kandungan revansterol berupa bio-flavonoid yang juga terkandung pada ginkgo biloba juga terdapat pada melinjo. Karena melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman ginkgo biloba yang ada di Jepang. Bahkan hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa kandungan revansterol yang dikandung oleh melinjo lebih tinggi dibandingkan dengan ginkgo biloba.
Studi terkini memperlihatkan bahwa resveratrol, senyawa bioaktif yang diisolasi dari melinjo (gnetum gnemon), sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dalam sebuah penelitian, daun melinjo muda akan diproses menjadi teh melinjo dan kemudian difermentasikan menjadi cider teh. Tujuan penelitian ini adalah memproduksi cider teh dari daun melinjo, membandingkan kadar resveratrol dalam cider dengan bagian endosperma melinjo, dan menganalisis komponen lain (alkohol, pH, asam asetat, dan Angka Lempeng Total) di dalam produk akhir. Teh melinjo difermentasikan menjadi cider selama 0, 3, 6, 9, dan 12 hari dalam kondisi aerob dan gelap. Variasi konsentrasi gula yang digunakan adalah 10%, 15%, dan 20% b/v. Analisis yang dilakukan terhadap cider adalah konsentrasi resveratrol dengan High Performance Liquid Chromatography, Angka Lempeng Total dengan metode agar tuang, konsentrasi alkohol dengan metode cawan Conway, konsentrasi asam asetat dengan metode titrasi asam, derajat keasaman dengan pH meter, dan uji organoletik dengan metode uji hedonik. Pada cider dengan konsentrasi gula 20%, pH terendah (3,30) dicapai pada hari fermentasi ke-9 dan konsentrasi asam asetat tertinggi (0,20% v/v) dicapai pada hari fermentasi ke-6 dan ke-12. Konsentrasi alkohol tertinggi (0,42% v/v) didapat pada hari fermentasi ke-9 dengan konsentrasi gula 10%. Konsentrasi resveratrol tertinggi (0,089 ppm) didapat pada hari fermentasi ke-0 dan kandungan resveratrolnya berkurang selama proses fermentasi. Konsentrasi resveratrol di daun teh melinjo (5,69 ppm) lebih rendah dibandingkan endosperma melinjo muda (47,82 ppm). Dari hasil uji organoleptik, cider yang disukai adalah cider pada hari fermentasi ke-3 dan konsentrasi gula 20%.
Teh melinjo merupakan varian baru dari alternatif minuman kesehatan di Indonesia. Teh melinjo terbuat dari 100% kulit buah melinjo. Manfaat dari teh melinjo adalah mengandung polifenol (antioksidan flavonol-quarcetin) yang aktivitasnya setara dengan vitamin C, dapat menghambat penuaan, dan mencegah kanker, menghancurkan zat aditif yang berakibat tidak baik bagi tubuh. Teh melinjo juga dapat menurunkan asam urat karena dibuat dari 100% kulit buah melinjo, bukan bagian dalam dari biji melinjo. Karena bagian tumbuhan melinjo yang mengandung purin hanya pada biji dan daunnya.
Tabel 6. Hasil Analisis Produk Teh Melinjo
Parameter Analisis
Sampel
Kulit Melinjo
Teh Melinjo
Flavonoid (ppm)
6,2
3,38
Kadar Air (%)
79
-
Hasil analisis Laboratorium Fisik Terpadu Dept. Gizi Masyarakat, IPB
Proses pembuatan teh melinjo :
Gambar 2. Pembuatan Teh Melinjo

BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1)     Melinjo (gnetum gnemon) adalah tanaman gymnospermae berumah dua yang hidup di dataran rendah dan banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara.
2)     Melinjo memiliki kandungan senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan.
3)     Antioksidan pada biji melinjo berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker, dan menghambat penuaan.
4)     Melinjo digunakan sebagai antimikroba alami, karena mengandung protein phenolik dan flavoid.
5)     Hasil olahan melinjo dapat dijadikan komoditi ekspor yang menguntungkan, seperti emping dan teh melinjo.
6.2. Saran
1)   Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang kandungan dari tumbuhan melinjo, agar masyarakat dapat mengetahui manfaat dari tumbuhan tersebut.
2)   Perlu diteliti lebih lanjut kemampuan emping melinjo menurunkan plasma cholesterol dan trigliseida yang dikaitkan dengan penelitian epidemiologis diantara konsumen emping melinjo dan mereka yang tidak mengkonsumsinya.
3)   Perlu mendirikan koperasi emping melinjo pada daerah-daerah yang membudidayakan tanaman melinjo. Pendirian koperasi emping dimaksudkan untuk menampung hasil emping langsung dari pengrajin untuk menghindari perbuatan tengkulak emping yang merugikan.

DAFTAR PUSTAKA
Cerianet C. Budidaya Tanaman Melinjo. Diakses pada 23 Maret 2011.
Maner HI, Elevitch. 2006. Gnetum gnemon (gnetum). Diakses pada 23 Maret     2011.
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorgnisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Niekerk, P.J.V. 1982. Determination of Vitamin. London: Academic Press Inc.
Pudjiatmoko. 2007. Potensi Melinjo di Jepang. Diakses pada 23 Maret 2011
Saan, Maghfur. 1984. Membudidayakan Mlinjo. Jakarta: Aris Lima.
Tjandra D. 2007. Antioksidan dari Biji Melinjo. Diakses pada 23 Maret  2011.
www.chemestry.com kimiawi. Diakses pada 27 Maret 2011.
www.iptek.net / Tanaman Obat Indonesia. Diakses pada 27 Maret 2011.
 www.medical.com / penanganan tumbuhan obat. Diakses pada 27 Maret 2011.
www.rizkyyulion.wordpress.com / article. Diakses pada 27 Maret 2011.
www.tododrug.com / penggunaan obat. Diakses pada 28 Maret 2011.
www.wikipedia.org / wikipedia Indonesia. Diakses pada 28 Maret 2011.
www.wikipedia.com/semua tentang tanaman obat (English). Diakses pada 28 Maret 2011.