
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ultrasonografi
(USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur
jaringan tubuh, yang pemeriksaannya dilakukan diatas rongga tubuh untuk
menghasilkan suatu gelombang ultrasonik
didalam jaringan yang tidak berbahaya karena menggunakan radiasi non-pigeon. Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi
berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal,
hepar, uterus atau pelvis. Dalam makalah akan dibahas kegunaan USG untuk
ginjal. Ultrasonografi (USG) ginjal
adalah tes non-invasif menggunakan transduser
yang memproduksi gelombang ultrasonik
yang memantul dari ginjal dan mentransmisikan gambar organ pada monitor. Tes
ini digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk ginjal, dan untuk mendeteksi
massa, batu ginjal, kista, atau obstruksi dan kelainan lainnya. Pemeriksaan USG
relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan. Semuanya juga memiliki
risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan persiapan apapun oleh pasien.
Prosedurnya juga non-invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga
seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah pengujian.
1.2. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui tentang
sejarah, jenis, komponen dan penggunaan ultrasonografi
(USG) dalam bidang kedokteran.
1.3.
Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui penggunaan
USG ginjal dan indikasi dilakukannya USG ginjal serta mengetahui teknik renal scanning dan gambar sonografi yang
tampak.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Ultrasonografi (USG)
2.1.1. Definisi
Utrasonografi
(USG)
merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik, untuk mendapatkan gambaran
organ dalam tubuh manusia dari gelombang ultrasonik
yang dipantulkan oleh organ. Gelombang pantulan ini
dapat digunakan untuk identifikasi jarak, ukuran, dan keseragaman suatu benda. Pencitraan
diagnostik dengan ultrasonik ini menggunakan
radiasi non-pengion, sehingga bebas dari bahaya radiasi pengion. Radiasi
non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi
apabila bereaksi dengan materi. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang
suara yang memiliki frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan mendengar manusia
yang frekuensinya antara 20-20.000 Cpd (Circles
per detik-Hertz). Sehingga
manusia tidak dapat mendengar bunyi gelombang ultrasonik. Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10
MHz. Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari medium
lainnya. Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini.
2.1.2. Sejarah Ultrasonografi
(USG)
Pertama
kali ultrasonik ini digunakan dalam
bidang teknik untuk radar, yaitu teknik SONAR (Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin,
seorang berkebangsaan Perancis tahun 1918
pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya
kapal selam musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran kedalaman laut. Menjelang
perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan
jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan.
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat,
setelah perang dunia kedua berakhir, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat
tubuh. Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada
beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal.
Ada
beberapa jenis USG diantaranya : USG 2 dimensi yang hanya
memberikan gambaran secara datar, USG 3 dimensi dengan gambaran yang lebih
detail, dan USG 4 dimensi dimana gambar yang dihasilkan terlihat seperti film.
Penggunaan masing-masing USG
tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu diperiksa. Semua
relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan. Semuanya juga memiliki
risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan persiapan apapun oleh pasien.
Prosedurnya juga non-invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga
seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah pengujian.
2.2. Komponen dan Spesikasi Ultrasonografi
(USG)
Ultrasonografi (USG)
memiliki beberapa komponen yang menggunakan gelombang ultrasonik, diantaranya:
1)
Transduser
adalah
komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti
dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam
transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang
yang disalurkan oleh transduser dan mengubah gelombang tersebut menjadi
gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat
diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2)
Monitor berfungsi untuk memantau gambar
yang telah diubah oleh mesin USG dari gelombang menjadi gambar yang dapat
dilihat pada layar.
3)
Mesin USG merupakan bagian dari USG
dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang
menjadi sebuah gambar.
2.3. Penggunaan Ultrasonografi (USG)
Dalam
dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi)
digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang
terbangun dari cairan. Ultrasonografi medis digunakan dalam:
a).
Urologi e).
Endokrinologi
b).
Gastroenterologi f).
Ginaekologi
c).
Obstetrik g).
Kardiologi
d). Intravascular Ultrasound h). Contrast Enhanced Ultrasound
2.4. Cara Kerja Ultrasonografi (USG)
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi
energi akustik oleh transducer, yang
dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari.
Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus
jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dilaluinya. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah-olah kita
melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran
irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.

BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Ultrasonografi (USG) Ginjal
Ultrasonografi (USG) ginjal adalah tes non-invasif menggunakan
transduser yang memproduksi gelombang
suara yang memantul dari ginjal dan mentransmisikan gambar organ pada layar
video. Tes ini digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk ginjal, dan untuk
mendeteksi massa, batu ginjal, kista, atau obstruksi dan kelainan lainnya. Pemeriksaan
USG ginjal dilakukan juga untuk melihat renal masses, untuk membedakan apakah cystic atau solid mass dan ukuran dari mass
tersebut. Pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk, ukuran, gerakan ginjal dan
hubungan ginjal dengan jaringan sekitarnya seperti adrenal gland.
3.2.
Anatomi Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip biji kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal
berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama
dengan air dalam bentuk urin. Sistem urinari yaitu : ginjal yang mengeluarkan
sekret urin, ureter yang
menyalurkan urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih yang bekerja
sebagai penampung, dan uretra yang mengeluarkan urin dari kandung kemih.
Berikut ini adalah anatomi ginjal normal :
a)
Renal Anatomi : manusia memiliki
sepasang ginjal yang terletak di belakang perut. Ginjal terletak di kanan dan
kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal juga disebut kelenjar suprarenal. Ginjal
bersifat retroperitoneal, yang artinya terletak di belakang peritoneum yang
melapisi rongga abdomen. Ginjal kanan terletak sedikit di bawah ginjal kiri
karena diatasnya terdapat hati. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak
(lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
b)
Embriologi : kedua ginjal mulanya berkembang dalam pelvis, kemudian naik pada posisi
dalam upper quadrants.
c)
Peredaran darah pada ginjal : dimulai dari arteri
renalis yang langsung berasal dari aorta, sedikit inferior dari arteri mesentric
superior. Setelah masuk renal hilum, arteri renalis dibagi dalam 4-5
interlobar arteri. Dari arteri interlobalis, kemudian melengkung ke arah dasar
dari pyramids yang disebut arcuate arteries. Cabang dari arcuate arteries akan kasuk ke
glomerulirenalis. Dari arterioles darah akan meninggalkan glomerulus dan
mengosongkan capillaries. Dari capillaries darah tersebut akan membawa
dan menembus interlobular, arcuate, vena lobular dan menuju vena renalis. Pada
hilum dari ginjal, vena renalis keluar di bagian anterior, ureter keluar di
bagian posterior, dan arteri masuk antara keduanya.
3.3. Indikasi Dilakukannya Pemeriksaan USG Ginjal
Pemeriksaan USG ginjal dilakukan pada
indikasi-indikasi, seperti : Radang
pada tractus urinarius, terabanya ada mass pada pinggang dan punggung, kadar creatinine yang tinggi, sakit yang hebat pada daerah rusuk atau sakit pinggang,
kencing darah (hematuria),
berkurangnya atau sedikit jumlah
urine yg dikeluarkan, hydronephrosis, tidak terlihat fungsi ginjal pada pemeriksaan BNO-IVP,
dan terlihat adanya mass di abdomen
pada pemeriksaan radiologi.
3.4. Teknik Renal
Scanning dan Gambaran Sonografi yang Tampak
a. Memperlihatkan hasil
pemeriksaan laboratorium
Hasil
pemeriksaan creatinin tinggi, hal ini
menunjukkan adanya nefron yang rusak sehingga akhirnya terjadi renal disfunction. Pemeriksaan
creatinin lebih sensitif dan spesifik untuk mengetahui
fungsi ginjal daripada pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen). BUN akan lebih
tinggi pada renal disfunction, dan juga pada GI (Gastro Intestinal) bleeding.
b. Peralatan yang digunakan
Transducer dengan frekuensi 3,5 MHz dapat digunakan
untuk memperlihatkan anatomi dan patologi ginjal. Penggunaan transducer dengan frekuensi 5,0 MHz akan membantu untuk
mengidentifikasikan renal calculi. Dan transducer
5,0 MHz juga digunakan untuk USG Ginjal pada anak-anak.
c.
Posisi
pasien dan teknik scanning
·
Ginjal kanan
Pasien supine, dan bebaskan
daerah abdomen dari pakaian yang menutupinya, taburkan jelly pada daerah kanan abdomen. Ginjal kanan akan terlihat jelas pada
posisi supine, dengan mengunakan liver sebagai acoustic window. Untuk ginjal kanan scanning dapat dilakukan pada daerah subcostal dan pasien
diinstruksikan untuk tahan napas. Scanning dapat dilakukan longitudinal dan
transversal
·
Ginjal kiri
Ginjal kiri akan terlihat
jelas dengan posisi RLD (Right Lateral
Decubitus), oleskan jelly pada daerah kiri abdomen. Lakukan scanning pada daerah coronal kiri. Jika
memungkinkan dengan menggunakan spleen sebagai acoustic window, dengan pasien diinstruksikan untuk menarik napas
dalam dan tahan napas. Scanning dapat
dilakukan longitudinal dan transversal.
d.
Echogenicity dari ginjal yang normal
Gambaran korteks ginjal homogen dan echogenic-nya sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan tekstur
liver. Gambaran piramida ginjal anechoic dan sinus renalis dan perirenal
fat tampak sangat echogenic.
BAB IV

4.1.
Kesimpulan
1)
Ultrasonografi
(USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur
jaringan tubuh yang menggunakan
gelombang ultrasonik dengan frekuensi
lebih dari 20-20.000 Cpd (Circles per detik)
2)
Ultrasonografi
(USG) memiliki komponen yang terdiri atas transducer, monitor dan mesin USG.
3)
Ultrasonografi (USG) dapat digunakan
untuk mendeteksi ginjal, USG ginjal yaitu tes non-invasif menggunakan transduser yang memproduksi gelombang
suara yang memantul dari ginjal dan mentransmisikan gambar organ pada layar
video.
4)
Indikasi digunakannya USG ginjal antara
lain : Radang pada traktus urinarius, , kencing darah (hematuria), hydronephrosis,
tidak terlihat fungsi ginjal
pada pemeriksaan BNO-IVP.
4.2.
Saran
1)
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk
menciptakan USG yang dapat memeriksa organ tubuh lain yang saat ini belum dapat
diperiksa seperti paru-paru dan tulang pelvis.
2)
Diharapkan
pembaca khususnya perawat dapat menerapkan pengkajian diagnostik
dan dapat mencari referensi lain untuk menambah
pengetahuan pembaca mengenai USG.
DAFTAR
PUSTAKA
Gabriel, J. F, 1996, Fisika
Kedokteran, Buku Kedokteran, Jakarta
http://dapurherbalku.wordpress.com/2012/08/11/usg-ginjal/.
Diakses tanggal 19 Oktober 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/ultrasonografi.medis.
Diakses tanggal 19 Oktober 2012
http://www.penyakitginjal.org/.
Diakses tanggal 19 Oktober 2012
maksih gan akhiranya saya bisa jg nyelesaiin tugas ku,,
BalasHapus