...selamat datang di dlyna.lumba ^_^...semoga tulisan saya bermanfaat untuk anda^_^...terima kasih ^_^...selamat datang di dlyna.lumba ^_^...semoga tulisan saya bermanfaat untuk anda^_^...terima kasih ^_^...

Selasa, 23 April 2013

Hubungan Diabetes Mellitus dengan Metabolisme Karbohidrat



Diabetes mellitus dan metabolisme karbohidrat adalah dua mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam produksi maupun sistem kerja insulin, sedangkan insulin sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat. Akibatnya, penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat.
Insulin adalah hormon yang bertugas untuk menjaga kadar gula atau glukosa dalam darah. Setiap sel dalam tubuh membutuhkan suplai glukosa yang berkesinambungan untuk diproses menjadi energi. Sel tidak bisa secara langsung menyerap glukosa dari makanan. Ketika makan karbohidrat, tubuh akan merubah karbohidrat menjadi glukosa. Kemudian glukosa ini akan dibawa melalui aliran darah menuju sel-sel dalam tubuh. Namun, karena molekul glukosa tidak bisa menembus dinding sel maka diperlukan bantuan insulin untuk membuka sel-sel tubuh agar gula darah bisa memasuki sel-sel untuk kemudian diubah menjadi energi dan menjaga glukosa tetap berada dalam sel. Glukosa juga disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen kemudian diubah dalam jaringan adiposa menjadi lemak dan trigliserida. Insulin memfasilitasi proses tersebut. Insulin akan meningkatkan pengikatan glukosa oleh membran sel, meningkatkan level glikogen (glikogenesis) di hati, mengurangi pemecahan glikogen (glikogenolisis) di hati, meningkatkan sintesis asam lemak, menurunkan pemecahan asam lemak menjadi badan keton, dan membantu penggabungan asam amino menjadi protein.
Insulin disekresi sebagai respon atas meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma darah. Konsentrasi ambang untuk sekresi tersebut adalah kadar glukosa pada saat puasa yaitu antara 80-100 mg/dL. Respon maksimal diperoleh pada kadar glukosa yang berkisar dar 300-500 mg/dL. Insulin yang disekresikan dialirkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Gula darah yang tinggi merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin dalam jumlah yang tinggi. Peningkatan rasio gula darah disebabkan karena terjadi percepatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis yang terjadi pada hati. Jika hal ini berlangsung lama akan terjadi resistensi insulin, yaitu menurunnya kerja pankreas dalam menghasilkan insulin.
Penderita dengan kadar gula yang sangat tinggi maka gula tersebut akan dikeluarkan melalui urine. Gula disaring oleh glomerolus ginjal secara terus menerus, tetapi kemudian akan dikembalikan ke dalam sistem aliran darah melalui sistem reabsorpsi tubulus ginjal. Kapasitas ginjal mereabsorpsi glukosa terbatas pada laju 350 mg/menit. Ketika kadar glukosa sangat tinggi, filtrat glomerolus mengandung glukosa di atas batas ambang untuk direabsorpsi. Akibatnya kelebihan glukosa tersebut dikeluarkan melalui urine. Gejala ini disebut glikosuria, yang merupakan indikasi lain dari penyakit diabetes mellitus. Glikosuria ini megakibatkan kehilangan kalori yang sangat besar. (Mayes, 2003)
Gambaran klinis penyakit diabetes mellitus menurut Corwin (2001) antara lain sebagai berikut :
1.    Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )
Perubahan yang utama akibat hiperglikemia adalah hiperosmolalitas. Peningkatan konsentrasi glukosa darah dan osmolalitas darah menimbulkan dehidrasi.  Apabila konsentrasi glukosa darah melebihi ambang batas ginjal maka terjadi diuresis osmotik.  Diuresis osmotik inilah yang menimbulkan peningkatan pengeluaran urin (poliuria).
2.    Polidipsia (peningkatan rasa haus )
Polidipsia terjadi akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.  Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat pekat).  Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran Anti Diuretik Hormon (ADH) dan menimbulkan rasa haus.
3.    Polifagia (peningkatan rasa lapar )
Ketidaksediaan glukosa dalam sel juga mengakibatkan terjadinya glukoneogenesis secara berlebihan. Sel-sel hati akan meniungkatkan produksi glukosa dari substrat lain, salah satunya adalah dengan merombak protein. Asam amino hasil perombakan ditransaminasi sehingga dapat menghasilkan substrat atau senyawa antara dalam pembentukan glukosa. Peristiwa berlangsung terus-menerus karena insulin yang membatasi glukoneogenesis sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Glukosa yang dihasilkan kemudian akan terbuang melalui urine. Akibatnya, terjadi pengurangan jumlah jaringan otot dan jaringan adiposa secara signifikan. Penderita akan kehilangan berat tubuh yang hebat meskipun terdapat peningkatan selera makan (polifagia) dan asupan kalori normal atau meningkat.
Seorang penderita diabetes dianjurkan untuk berolahraga. Olahraga secara teratur sangat penting bagi penderita diabetes karena dapat mengontrol kadar gula darah serta menurunkan berat badan dan tekanan darah. Olahraga dapat membantu mengontrol kadar gula darah adalah karena pada saat olahraga, sel-sel di otot bekerja lebih keras sehingga lebih membutuhkan gula dan oksigen untuk dibakar menjadi tenaga dibandingkan saat beristirahat. Olahraga juga membantu kerja dari insulin karena gula dalam darah dialirkan ke dalam sel otot untuk dirubah menjadi energi sehingga otomatis kadar gula didalam darah akan menurun sehinga akan meringankan kerja dari insulin. Olahraga yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah olahraga aerobic low impact dan rithmis seperti senam, jogging, berenang dan naik sepeda. Porsi latihan juga harus diperhatikan. Penentuan porsi latihan tersebut harus memperhatikan intensitas latihan, lama latihan dan frekuensi latihan.

2 komentar:

  1. Daftar pustaka besok lagi jangan lupa ya kak :) Jangan cuma sitasinya hehe

    BalasHapus
  2. Tapi terimakasih sy sgt terbantu

    BalasHapus